Mendagri Minta Kepala Daerah Tak Menyulut Emosi Rakyat
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta kepala daerah menahan diri untuk tidak membuat pernyataan yang berpotensi menyulut emosi rakyat. Permintaan dilayangkan Tjahjo setelah kejadian kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8).
"Saya minta termasuk diri saya untuk hati-hati dalam membuat pernyataan," kata Tjahjo ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin.
Menurut Tjahjo, tanpa bernada kontroversial sekalipun, pernyataan seorang kepala daerah bisa dimaknai berbeda rakyat. Terlebih lagi, pernyataan tersebut bernuansa kontroversi yang otomatis menyulut marah.
"Ya, karena pernyataan sekecil apa pun kalau emosional tanpa terkendali itu bisa menimbulkan opini yang berbeda dan bisa menimbulkan kesalahpahaman dan bisa menimbulkan seperti yang terjadi di Manokwari," timpal Tjahjo.
BACA JUGA: Gubernur Papua Barat Sebut Wawali Kota Malang Pemicu Kerusuhan
Sebelumnya Ketua Kaukus Parlemen Papua-Papua Barat Robert J Kardinal menyayangkan sikap Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang membuka opsi memulangkan mahasiswa asal Papua. Opsi pemulangan diungkapkan setelah muncul kasus kerusuhan di Malang.
Dia berharap Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menindak Sofyan. Sebab, opsi pemulangan terkesan memancing provokasi masyarakat.
"Masak seorang pemimpin buka opsi pulangkan mahasiswa mahasiswa Papua. Inikan berikan rasa kebencian pada anak bangsa. Bagaimana seorang pemimpin bisa bersikap seperti itu," ucap dia kepada awak media, Senin ini. (mg10/jpnn)