Mengejutkan! 38 WNI Anggota Maute, 6 Sudah Balik ke Indonesia
Menurut Setyo, tidak kurang 119 personel dari Polda Sulawesi Utara sudah berada di tiga pulau terluar wilayah hukum mereka. Yakni Pulau Marore, Pulau Miangas, dan Pulau Nanusa.
”Itu adalah pulau terluar di Sulawesi Utara dan jarak terdekat dari Filipina Selatan,” jelasnya. Guna menambah kekuatan, 200 anggota Brimob Nusantara juga bakal mereka kerahkan. Bersama prajurit TNI yang sudah berada di sana, mereka terus melakukan patroli.
Langkah tersebut diambil oleh Polri lantaran ada potensi Maute masuk Indonesia. Mengingat militer Filipina terus menggempur basis mereka. Khususnya di Marawi. ”Kami cegah jangan sampai masuk Indonesia,” ucap Setyo.
Belum ada perintah menindak mereka secara tegas apabila kedapatan berupaya masuk wilayah NKRI. Yang pasti anggota Polri diperintahkan mengamankan mereka. ”Kalau mereka bawa senjata api kena UU darurat,” sambungnya.
Selain pengamanan di darat, pengamanan di wilayah peraiaran juga semakin ketat. Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Gig Jonais Mozes Sipasulta mengungkapkan bahwa matra angkatan laut sudah melaksanakan operasi pengamanan perbatasan Indonesia – Filipina dengan sandi Operasi Benteng Tuna. ”Dan melaksanakan operasi sepanjang tahun dengan Operasi Komodo Jaya,” jelasnya.
Pria yang akrab dipanggil Gig itu pun menerangkan, prajurit TNI AL menjalankan tugas sesuai tugas dan fungsinya. Yakni menegakan hukum dan menjaga keamanan di wilayah yuridiksi nasional sesuai hukum internasional.
Tugas tersebut mereka lakukan sambil mengawasi kondisi di Marawi. ”Mengantisipasi kondisi yang berkembang saat ini di Filipina dengan menggunakan unsur gelar,” kata dia.
Pada kesempatan berbeda, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) menjawab tudingan soal adanya pegawai GMF yang terlibat aksi terorisme di Filipina.