Mengenal si Londo Kampung David Andrew Jepchott
jpnn.com, SURABAYA - Pecinta konten komedi di YouTube pasti tidak asing dengan wajah David Andrew Jephcott alias Londo Kampung. Bule berdarah Australia itu kerap tampil dengan menggunakan Bahasa Suroboyoan. Tak pelak, aksi lelaki itu kerap mengundang tawa.
Seperti yang terlihat ketika Dave, sapaan akrab David sedang ngobrol dengan temannya di salah satu apartemen di Surabaya Barat. ''Kapan gawe vlog maneh,'' kata Dave. ''Loh, ayo kapan wae, aku siap,'' jawab Andreas. Percakapan keduanya semakin intens.
Mereka tidak sadar bahwa percakapan dengan menggunakan dialek Suroboyoan itu mengundang perhatian orang yang kebetulan berada di lobi tersebut. Raut wajah mereka seperti orang bingung. Tak lama, tawa pun muncul. Mereka heran dengan sosok Dave yang bule, tapi bisa berbahasa Jawa dengan lancar.
Dave yang menyadari hal itu langsung menyapa mereka. ''Ono opo, Bu?'' ucapnya.
''Gumun ta, aku ngomong Jowo,'' imbuh bapak satu anak itu.
Respons Dave semakin membuat orang-orang di sekelilingnya tertawa. Ada yang mengeluarkan handphone dan merekam setiap ucapan Dave. ''Ini lucu,'' kata Andriani, salah seorang yang berada di lobi tersebut. Andriani mengaku sudah pernah melihat aksi Dave si Londo Kampung di media sosial Menurut dia, aksinya sangat lucu. ''Tapi, melihat langsung justru lebih lucu,'' imbuh perempuan berambut panjang itu.
Dave lantas membiarkan orang-orang memperhatikannya. Hal seperti itu sudah biasa terjadi. Banyak yang kaget ketika Dave berbahasa Jawa dengan fasih. ''Kalau tahu latar belakang saya, mereka pasti paham,'' ujarnya.
Putra pasangan Heather Jephcott dan Hume Jephcott itu tak pernah tahu kapan dirinya belajar bahasa Jawa. Setiap orang selalu mempertanyakan hal itu. Dia pun selalu menjawab tidak tahu. Paling, Dave hanya menceritakan bahwa dirinya tinggal di Indonesia sejak usia 2 tahun. ''Saya tinggal di Dukuh Kupang,'' katanya.
Selama tinggal di Indonesia, Dave berbaur dengan teman sekampungnya. Di situlah, bahasa Jawa mulai dia pahami.
''Saya justru tidak bisa berbahasa Indonesia kala itu,'' kenang dia.
Maklum, keluarganya jarang menggunakan bahasa Indonesia. Di dalam rumah, orang tua Dave menggunakan bahasa Inggris. Saat Dave mengikuti homeschooling, bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Tidak ada bahasa Indonesia. ''Saya belajar bahasa Indonesia melalui televisi,'' ucapnya.
Perlahan, Dave bisa berbahasa Indonesia. Meski begitu, dia lebih sering menggunakan bahasa Jawa di kehidupan sehari-harinya.
Dave sangat paham, saat dirinya berbahasa, orang yang melihat sering tertawa. Bukan karena logat yang salah, tapi kesan tidak umum sangat tampak. Perawakan dan fisiknya sangat menonjolkan khas bule. Rambutnya pirang, warna kulitnya juga berbeda dengan orang Indonesia. Tak jarang, orang yang baru kenal berbicara dengannya menggunakan bahasa Inggris. ''Kalau ada yang seperti itu, tak jawab pakai bahasa Jawa, ben tambah ngakak,'' ungkapnya.
Ketika masih kecil, Dave pernah diajak orang tuanya naik taksi keliling Surabaya. Awalnya, ayah Dave-lah yang mengobrol dengan pengemudi taksi tersebut. Lelaki yang sedang belajar aksara Jawa itu menimpali dengan bahasa Jawa. ''Sopire kaget, pikire lho kuk iso boso Jowo bule iki,'' kenang dia.
Biasanya, kata Dave, sopir taksi atau orang yang seperti itu langsung mengobrol banyak. Mereka senang berkomunikasi dengan bule, tapi menggunakan bahasa Jawa.
Saat ini masyarakat semakin mengenal sosok Dave. Dia memiliki akun YouTube Londokampung dengan jumlah subscriber lebih dari 800 ribu orang. Lalu, dia juga memiliki Instagram @londokampung dengan jumlah pengikut 150 ribu lebih.
Banyak video pendek yang ditampilkan pada dua akun tersebut. Sebagian besar menceritakan kisah Dave berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa. Tentu banyak yang lucu.
Salah satunya saat Dave berada di Kampung Jodipan, Malang. Dave berkomunikasi dengan salah seorang pengunjung perempuan. ''You know where the restroom is (Kamu tahu di mana kamar kecil)?" katanya.
Perempuan itu terlihat bingung. Dia menjawab, ''I don't know your speak.'' Dave lalu menimpali, ''Jedinge sebelah ngendi?'' Dua perempuan itu pun tertawa, lalu menunjukkan lokasi kamar kecil. Masih banyak video lain di akun tersebut.
Dia membuat video untuk kali pertama pada 2016. Ide itu muncul dari sahabatnya yang bernama Ilung. ''Kami sedang berkumpul di kafe, Ilung mengusulkan untuk menyanyikan lagu dengan bahasa Jawa,'' ucap Dave.
Aktivitas itu terus dia jalani. Hingga pada Maret tahun lalu, Dave membuat vlog prank (jahil) masyarakat. Saat ini aktivitas Dave membuat vlog masih berlanjut. Dia mulai berpikir untuk membuat konsep yang khas dan unik. (*/c7/ano)