Mengunjungi Xiao Yi Shen Tang, Kelenteng Terapung di Dunia (2)
Kamis, 30 Januari 2014 – 13:28 WIB
Kelenteng tersebut memang rutin disambangi umat yang ingin nyepi di tengah laut. Biasanya, mereka datang pagi, lalu pulang pagi berikutnya saat ombak masih tenang. "Setelah siang, ombaknya gila," ungkap Daman sambil menggerak-gerakkan tangannya bak gunungan ombak.
Selain umat, pada akhir pekan kelenteng tersebut kerap dikunjungi wisatawan. Tidak hanya mengagumi arsitektur dan warisan budaya kelenteng, para turis juga kerap memanfaatkan teras kayu di sekeliling tempat ibadah itu untuk memancing ikan.
Sampai saat ini, seluruh bangunan kelenteng "termasuk atapnya yang juga dari kayu ulin" masih asli. Tidak ada secuil kayu baru pun yang menggantikannya. Relief-relief kelenteng, lukisan dindingnya, serta patung-patung dewa yang menghuni altar masih sama dengan yang disaksikan Daman dan Sarwa saat mereka muda dulu.