Mengunjungi Xiao Yi Shen Tang, Kelenteng Terapung di Dunia (2)
Kamis, 30 Januari 2014 – 13:28 WIB
***
Matahari sudah lenyap di cakrawala di belakang kelenteng. Langit kian gelap. Daman sedikit menggigil sambil bersedekap. "Kalau malam, dingin sekali," ujarnya. Tapi, pria itu tidak mengambil jaket. Dia masih mengenakan hem tipis dan celana pendek. Kakinya pun tetap tidak beringsut.
Saat lampu-lampu kelenteng dinyalakan dengan genset yang umurnya sama dengan kelenteng, kami pamit. Daman dan Sarwa yang begitu senang dengan kunjungan kami memberi kami sekantong besar jeruk pontianak yang manis. Buah yang sama dengan yang dipersembahkan di altar dewa-dewa.