Menko Airlangga Menghadiri Pertemuan Negara GCRG Mewakili Presiden Jokowi
Selain berbagi pengalaman atas strategi untuk mengatasi kerentanan utang, masing masing Champions Group GCRG juga membentuk respons global yang terintegrasi dalam skala besar, dan memobilisasi tindakan terkoordinasi untuk menangani ketahanan pangan, transisi energi dan keuangan, dengan penekanan pada pengurangan utang.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan penjelasan mengenai berbagai upaya dan pengalaman Indonesia dalam forum multilateral, untuk mengatasi masalah kerentanan dalam krisis pangan, energi dan keuangan, serta pentingnya mengatasi tantangan permasalahan utang di tingkat global.
“Selama Presidensi G20, Indonesia memastikan komitmen anggota G20 untuk melipatgandakan upaya global dalam mengatasi kerawanan pangan."
"Pada tingkat regional, sebagai Ketua ASEAN tahun ini dan ekonomi terbesar di kawasan ASEAN, dengan pertumbuhan yang termasuk tercepat di dunia, Indonesia mendorong bantuan internasional lebih lanjut, yang berfokus pada negara-negara berkembang yang rentan dan menyambut baik keterlibatan seluruh pemangku kepentingan,” ucapnya.
Indonesia mengharapkan lebih banyak dukungan internasional untuk membantu negara-negara berkembang dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan membangun ketahanan dalam mengantisipasi tantangan di masa depan di sektor keuangan, energi dan pangan.
Dalam laporan yang telah dibuat oleh PBB, disampaikan bahwa Least Developed Countries (LDCs) mengalami tingkat pinjaman delapan kali lebih tinggi daripada Negara Maju.
Beban keuangan ini menghambat kemampuan LDCs untuk mendanai investasi vital, menghambat kesinambungan utang dan kemajuan menuju pembangunan berkelanjutan.
Terkait dengan hal ini, Menko Airlangga menegaskan kembali dedikasi setiap negara untuk menjunjung tinggi semua komitmen yang telah ditetapkan, dalam kerangka kerja bersama untuk penanganan utang di luar DSSI (Debt Service Suspension Initiative).