Menkopolhukam Gerah Disalahkan karena Peringati Golkar
jpnn.com - BOGOR - Sikap Menkopolhukam, Tedjo Edhy Purdijatno yang mengimbau Partai Golkar menunda penyelenggaraan Munas di Bali menuai pro dan kontra, trutama di kalangan politikus parlemen.
Tedjo dianggap memprovokasi dan mengintervensi parpol. Menjawab itu, Tedjo pun dengan tegas menampiknya. Ia menyatakan sikap yang ditunjukkannya hanya imbauan tanpa bermaksud melarang Munas.
"Saya tidak pernah intervensi, hanya mengingatkan memberitahu situasi seperti ini. Kenapa bukan terima kasih tapi malah ngompor-ngompori. Mestinya terima kasih, oh saya dapat informasi seperti ini. Begitu dong. Ini bukan terima kasih masak dibilang intervensi,"
kata Tedjo di Bogor, Jawa Barat, Jumat, (28/11).
Menkopolhukam menyatakan imbauannya bukan sebuah kewajiban untuk Partai Golkar. Ia menegaskan tidak ingin dibawa-bawa ke dalam masalah internal Partai Golkar. Partai berlambang beringin itu juga diingatkan tetap waspada terhadap potensi ricuh jika Munas jadi diadakan di Bali.
Termasuk diingatkan tidak mengganggu situasi sektor wisata di Pulau Dewasa tersebut. Ia menegaskan imbauan itu ia sampaikan sebagai menteri dan tidak ada sangkutpautnya dengan jabatannya dulu di Partai Nasdem.
"Pemerintah mengingatkan situasi negara harus kondusif jangan sampai terjadi masalah. Soal Munas saya enggak peduli. Saya enggak ada campur tangan. Apalagi dikait-kaitkan dengan partai lain, enggak ada. Saya bukan orang partai lagi sekarang. Hanya mengimbau. Didenger syukur enggak didenger ya udah. Udah tahu di depan ada lubang, mau terus aja. Terserah aja," kata Tedjo.
Kini Tedjo hanya berharap Munas tersebut tetap berjalan damai tanpa kericuhan seperti pada proses persiapannya. Ia menyatakan polisi hanya akan mengamankan di luar area Munas, oleh karena itu Golkar diminta bertanggungjawab keamanan dan situasi internal partainya sehingga tidak muncul kericuhan. (flo/jpnn)