Menteri Hanif Pikirkan Nasib Pekerja Sektor Tembakau
jpnn.com - JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri tak luput memberikan perhatian pada tenaga kerja sektor tembakau. Perlindungan terhadap para pekerja yang jumlahnya jutaan dari hulu ke hilir itu dianggap sebagai bentuk kehadiran negara.
“Sampai saat ini produksi tembakau nasional masih bertumpu pada penyerapan industri nasional yang berupa produk kretek. Dan ini yang paling banyak menyerap tenaga kerja,” kata Hanif, Selasa (5/4).
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Pramuji mengungkapkan fakta tentang penerimaan negara dari industri hasil tembakau (IHT).
Jumlahnya ternyata tak bisa dipandang sebelah mata terhadap pendapatan negara. Sepanjang 2015 lalu, IHT berhasil menyumbang Rp 162,2 triliun.
“Pemerintah harus memiliki keberpihakan terhadap para petani, buruh dan industri tembakau dalam negeri ketimbang produk-produk impor. Karena mereka yang sebenarnya berperan besar dalam menyumbang pendapatan negara,” kata Pramuji.
Dia berharap, pemerintah membuat kebijakan agar cukai rokok yang berbahan baku impor dikenakan tarif lebih tinggi dibandingkan bahan dalam negeri.
“Selain itu, perlu juga kebijakan pembatasan impor tembakau dengan mengutamakan penyerapan tembakau nasional. Itu salah satu bentuk perlindungan terhadap petani tembakau nasional,” tegas Pramuji. (jos/jpnn)