Menteri Muhadjir Mengaku Berwirausaha Sejak Kecil, Pernah Jualan Es Lilin
jpnn.com, JAKARTA - Untuk menyiapkan lulusan SMK menjadi sosok mandiri yang mampu menghadirkan lapangan pekerjaan, Direktorat Pembinaan SMK dan The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Secretariat sudah menghasilkan 3.132 siswa wirausaha melalui program Sekolah Pencetak Wirausaha Batch 1 sampai Batch III. Program ini telah diikuti 175 SMK di 34 provinsi. Sebanyak 206 sertifikat telah dibagikan kepada para siswa yang mampu menghasilkan omzet Rp5 juta sampai dengan >Rp25 juta dalam 3 bulan.
"Tahun 2019 telah diadakan sosialisasi program Sekolah Pencetak Wirausaha melalui _video conference._ Dan antusiasme cukup tinggi, saat ini tercatat 710 SMK dari 34 provinsi telah mendaftar dalam program ini," ujar Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad, Sabtu (22/3).
Sementara Mendikbud Muhadjir Effendy bercerita pengalaman masa kecilnya yang diwarnai kegiatan berwirausaha untuk membantu orangtuanya ataupun mendapatkan uang jajan tambahan dengan berjualan telur dan es lilin. Baginya, pengalaman masa kecil itulah yang membentuk karakternya hingga dewasa. Pada saat mendapatkan kepercayaan memimpin perguruan tinggi, semangat kewirausahaan yang dituangkannya dalam strategi pembangunan institusi membawa Universitas Muhammadiyah Malang lebih maju dan berkembang.
“Yang paling berhasil mendidik seseorang menjadi wirausaha itu bukan sekolah, tetapi keluarga. Keluarga itu punya tradisi, dan itu membentuk mental karakter anak," tuturnya.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini berpesan kepada para kepala sekolah agar lebih jeli melihat potensi siswa. Serta lebih intensif menumbuhkan minat kewirausahaan melalui berbagai terobosan pembelajaran. SMK itu harus mencari anak-anak dari keluarga yang punya tradisi wirausaha.
"Sekolah SMK itu harus membangun suasana atau tradisi wirausaha untuk anak-anak," ucapnya.
Menurut dia, siswa SMK yang berwirausaha juga harus dididik untuk berani mengambil risiko. Seperti memanfaatkan layanan dari beragam lembaga pembiayaan yang tersedia untuk pengembangan bisnisnya. Dengan catatan, utang boleh dilakukan setelah melalui analisis dan perencanaan bisnis yang matang.(esy/jpnn)