Menteri Nasir Sanjung Bupati Banyuwangi Azwar Anas
jpnn.com, SURABAYA - Maju tidaknya pendidikan tinggi di daerah ditentukan oleh kepala daerah. Seberapapun dana yang disodorkan pusat, tidak akan berkembang pesat bila pemdanya tidak peduli dengan pendidikan tinggi.
"Pemerintah pusat hanya fasilitator. Yang bisa memajukan pendidikan tinggi di daerah ya kepala daerahnya dan pimpinan perguruan tingginya," ujar Menteri Nasir dalam acara Forum Merdeka Barat (FMB) bertema Membangun Indonesia dalam Perspektif Peningkatan Daya Saing Daerah di Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, Kamis (22/11)
Dia mencontohkan, langkah Bupati Banyuwangi Azwar Anas yang menggandeng perguruan tinggi di wilayahnya untuk mengembangkan riset dan teknologi. Pemkab Banyuwangi berani menggelontorkan dana lebih ke perguruan tinggi di wilayahnya untuk riset.
"Jadi ini hilirisasi riset. Riset perguruan tinggi diimplementasikan oleh Pemkab Banyuwang. Kalau ada banyak Azwar Anas di daerah, Indonesia pasti akan berkembang pesat," ucapnya.
Sebaliknya bagi daerah yang tidak care, Menteri Nasir menegaskan, tak layak diberikan anggaran besar. Ibarat menyiram garam di laut, pekerjaan jadi sia-sia.
Pada kesempatan tersebut Bupati Anas mengungkapkan, sejak awal dia ingin mengubah image Banyuwangi kota santet menjadi kota cendekiawan. Itu sebabnya, dia berusaha menghadirkan perguruan tinggi di Banyuwangi.
Hasilnya kini perguruan tinggi berkembang pesat di Banyuwangi. Masyarakat tidak harus ke Jember untuk kuliah.
"Kami juga memplotkan anggaran untuk perguruan tinggi. Pengembangan riset kami pusatkan di perguruan tinggi," tandasnya. (esy/jpnn)