Menteri Rini Dicibir karena Perjuangkan PNM untuk Bank Mandiri
jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR, Muhammad Misbakhun menilai rencana pemerintah memberi suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk badan usaha milik negara (BUMN) bukanlah hal mendesak. Salah satu yang dikritisi Misbakhun adalah usulan pemerintah agar Bank Mandiri mendapat suntikan dana melalui PNM sebesar Rp 5,6 triliun.
"Saya tidak lihat urgensinya. Urgensinya apa pemberian PMN Rp 5,6 triliun?" ujar Misbakhun dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Keuangan Bambang P Brodjonegoro di kompleks parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (28/1).
Misbakhun menyebut pemberian PMN tak menjamin kinerja keuangan perseroan BUMN akan menjadi lebih baik. "Saya melihat dari paparan tidak memuaskan, terlalu umum," cibir politikus Golkar itu.
Menanggapi pernyataan itu, Rini mengatakan, negara-negara ASEAN telah sepakat bahwa masing-masing negara akan mengusulkan bank yang akan dicalonkan sebagai Qualified ASEAN Bank (QAB). Hanya saja, untuk melenggang ke QAB dibutuhkan tambahan dana dari negara.
Untuk itu Bank Mandiri, kata Rini, masih perlu diperkuat permodalannya. Alasannya, bank pelat merah itu saat ini masih berada di peringkat sembilan di antara bank-bank di regional ASEAN.
"Baik dari jumlah modal, prospek usaha maupun fokus usaha, Bank Mandiri merupakan bank nasional yang paling siap untuk menjadi calon QAB. Dengan right issue itu, Bank Mandiri akan mendapatkan tambahan dana, sehingga peringkatnya akan naik," tandas Rini. (chi/jpnn)