Menteri Yohana Prihatin Waktu Lansia Hanya Habis Jaga Cucu
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengungkapkan masyarakat lanjut usia (lansia) belum diberi prioritas dan diberdayakan secara optimal di Indonesia. Kebanyakan waktu lansia di Indonesia dihabiskan untuk menjaga cucu-cucu. Padahal mereka seharusnya menikmati masa-masa kebahagiaan mereka dan bukan berarti berhenti produktif.
“Di banyak negara maju, lansia sangat diperhatikan. Mereka dilibatkan dalam berbagai kegiatan dan pekerjaan. Model pemberdayaan ini yang harus kita adopsi bagi para lansia,” ujar Yohana di Jakarta, Jumat (24/8).
Menurutnya, Lansia perempuan merupakan kelompok yang berpotensi tinggi mangalami diskriminasi ganda karena statusnya sebagai perempuan dan sebagai kelompok lanjut usia. Selain itu, belum ada model lansia yang responsif gender di Indonesia.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) berupaya memecahkan permasalahan yang dihadapi agar lansia terlindungi hak-haknya. Upaya tersebut dilakukan melalui alternatif pembentukan model perlindungan lansia yang responsif gender kepada Mitra Daya Setara (MDS) KPP yang dikemas dalam bentuk diskusi dan sosialisasi.
“Menjadi catatan penting bagi kita, yakni bagaimana dari sekarang memerhatikan lansia. Harapan kami, model yang ada nantinya bisa digunakan pemerintah dalam membuat kebijakan. Upaya ini sekaligus menunjukkan kesungguhan Indonesia menghormati, melindungi, memenuhi, dan memajukan hak-hak perempuan lansia, serta berusaha memenuhi kesejahteraan mereka,” tambah Yohana.
Yohana juga menambahkan jika intervensi kebijakan perlindungan lansia perlu dilakukan sejak dini, terlebih jumlah lansia diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2035 menjadi 15,77 persen atau 48 juta jiwa. Hal ini dimaksudkan agar meminimalisasi lonjakan jumlah lansia yang tidak produktif di masa yang akan datang.(esy/jpnn)