Menutup Celah Resesi
Oleh: MH Said Abdullah, Ketua Badan Anggaran DPR RISetelah pada kuartal I-2020 PDB AS juga telah terkontraksi 5,00 persen.
Kita jauh lebih beruntung dibandingkan dengan beberapa negara lain yang sudah memasuki masa resesi.
Komposisi Produk Domestik Bruto (PDB) masih didominasi oleh konsumsi (consumption based) dan investasi dibandingkan dengan ekspor dan impor (trade based), yang belum terlalu signifikan mempengaruhi PDB.
Sehingga ketika aktivitas investasi dan perdagangan global melambat, dampaknya bagi Perekonomian nasional tidak sebesar negara-negara yang sangat tergantung kepada perdagangan dan jasa, seperti Singapura, Korsel bahkan AS dan China sekalipun.
Desain asumsi makro APBN 2020 yang dirancang oleh pemerintah sudah memprediksikan bahwa kontraksi ekonomi akan terjadi pada triwulan II dan III, sehingga secara realistis menempatkan asumsi kebijakan makro ekonomi kita, pertumbuhan PDB tahunan kita di 2020 berkisar -0,4 sampai 2,3%.
Dampaknya, angka pengangguran diprediksikan akan meningkat 4 sampai 5,23 juta orang dan angka kemiskinan naik, ada tambahan dalam perkiraan 3,02 sampai 5,71 juta orang.
Atas asumsi ini pula pemerintah telah menggulirkan segenap paket kebijakan fiskal untuk menahan laju kontraksi ekonomi tidak semakin dalam, apalagi sampai resesi ekonomi.
Menutup Celah Resesi