Menyandera 10 WNI, Abu Sayyaf Cs Sudah Kontak 2 Kali
jpnn.com - JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Arrmanatha 'Tata' Nasir menegaskan, pihaknya akan memprioritaskan keselamatan sepuluh warga negara Indonesia yang disandera Abu Sayyaf cs.
Tata juga membenarkan, kelompok militan yang berbasis di Filipina itu menuntut uang tebusan buat pembebasan sepuluh WNI. "Para pembajak meminta tebusan dari pemilik kapal. Sejak 26 Maret, pembajak telah menghubungi pemilik dua kali," ucap Tata.
Dari informasi yang diterima kemenlu, sepuluh WNI ini diculik dari dua kapal berbendera Indonesia yang sedang berlayar di perairan Filipina. Dua kapal itu adalah kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12. Keduanya membawa 7.000 ton batu bara. Saat dibajak di wilayah Taw-tawi, Filipina, kedua kapal sedang dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju Batangas Filipina Selatan.
So, tidak diketahui persis kapan kedua kapal dibajak. namun pemilik perahu menerima panggilan tebusan dari seseorang yang mengaku dari kelompok militan Abu Sayyaf pada hari Sabtu (26/3).
"Prioritas kami saat ini adalah keselamatan 10 warga yang disandera," kata Tata.
Sementara itu, kepala militer Filipina, Jenderal Hernando Iriberri sudah terbang ke pangkalan militer utama di selatan Filipina untuk membahas langkah-langkah apa yang harus diambil.
AFP melansir, Filipina dikenal tak pernah mau kompromi dengan pemberontak atau kelompok radikal, termasuk membayar tebusan yang diminta Abu Sayyaf cs. Selama ini, pihak asing terkait yang disandera oleh Abu Sayyaf terpaksa membayar untuk pembebasan sandera. (adk/jpnn)