Merpati Ngutang Rp45 Miliar Sejak Zaman Majapahit
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Tommy Soetomo menyatakan pihaknya perlu mengkaji lebih jauh terkait rencana restrukturisasi utang PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) menjadi saham.
"Kalau mau dijadiin saham, kita masih mikir-mikir. Business plannya saja masih belum jelas. Saat ini kan sedang ditangani oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA)," ujar Tommy di Gedung Kementerian Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (12/11)
“Pertanyaannya, bila kita setuju (restrukturisasi utang, red), namun BUMN yang juga diutangi seperti PT Pertamina dan lainnya tidak menghendaki, terus pesawat mau jalan pakai apa," imbuhnya.
Tommy juga nampak jengah dengan utang Merpati yang tak kunjung dibayar hingga puluhan miliar. Utang itu berasal dari parking fee di apron, penggunan garbarata, ground handling, taxi way dan lain-lain.
"Utangnya Rp45 miliar sejak zaman majapahit sampai sekarang," tukas dia.
Seperti diketahui, Merpati saat ini tengah mempunyai utang sebesar Rp6,5 triliun pada puluhan BUMN dan pihak swasta. Utang itu terus membengkak kala maskapai pelat merah itu belum juga membayarnya. (chi/jpnn)