MIND ID Perbanyak Smelter, Siap Jalankan Mandat Terkait Hilirisasi
Pernyataan Arifin Tasrif tersebut sejalan dengan data Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperlihatkan ekspor komoditas menjadi berlipat berkat hilirisasi.
Data menunjukkan ekspor bijih nikel pada sebelum hilirisasi diberlakukan yaitu pada 2019, ekspor feronikel tercatat US$2,59 miliar.
Setelah larangan ekspor diberlakukan ekspor feronikel melesat jadi US$4,74 miliar pada 2020, US$7,09 miliar pada 2021 dan menembus US$13,62 miliar pada 2022.
Sementara, ekspor produk turunan nikel lainnya sebelum hilirisasi tercatat US$813,16 juta pada 2019.
Dalam kurun waktu tiga tahun, ekspornya melesat 7 kali lipat menjadi US$5,98 miliar.
Riset McKinsey & Company, perusahaan konsultan manajemen bisnis global menyebut Indonesia berada di peringkat 1 sebagai produsen nikel terbesar di dunia, peringkat 2 produsen timah di dunia, peringkat 3 produsen batu bara global, ranking 4 produsen bauxite, peringkat 10 produsen emas dan peringkat 12 konsentrat tembaga.
Saat ini, seluruh perusahaan tambang yang beroperasi dan menghasilkan produk yang disebutkan tadi berada di bawah naungan MIND ID.
Dengan segala kekayaan alam yang dimiliki dan dipadukan dengan komitmen MIND ID untuk melakukan hilirisasi maka posisi Indonesia di rantai pasok global akan makin solid sekaligus menjadi motor pertumbuhan ekonomi ke depan.