Mosque of Laredo
Oleh Dahlan IskanHarus salat magrib dulu. Insyaallah aku lilo. Meski lapar sekali.
Total enam orang yang makmum. Imamnya profesor yang asal Hyderabad itu. Khusyuk. Tidak heboh.
Makmum tambah dua lagi: satu berjubah putih. Lengkap dengan topi hajinya. Satunya lagi hanya berkaus singlet. Kusam.
Ternyata sopir truk. Asal Somalia. ”Saya benci udara panas seperti ini,” kata si kaus singlet itu.
Tinggalnya di Main. Utara Boston. Perbatasan dengan Kanada. Daerah beku. Di musim sajlu.
Si kaus singlet sudah warga negara Amerika. Ia baru mengendarai truknya selama 3 hari. Dari Minnesota.
Habis salat Zuhur biasanya tidur. Ada ruang tidur di belakang ruang sopir. Dengan ranjang cukup lebar. Ada kulkas, AC dan TV.
Saya minta izin si kaus singlet: untuk melihat dalamnya truk raksasa itu. Yang sering saya salip dengan ngeri-ngeri-sedap itu.