MPR: Manfaatkan Momentum Pemilu dengan Cara Beradab
Nah, kata Ace, ternyata kedewasaan politik masyarakat dan elite saat itu merasa bahwa Indonesia harus melalui proses demokrasi yang benar.
“Makanya, alhamdulillah pileg berlangsung secara aman, bahkan orang yang mengatakan bahwa pada 1999 adalah pemilihan legislatif yang paling demokratis,” jelas Ace lagi.
Pada 2004, lanjut Ace, Indonesia memulai dengan sistem pilpres langsung. Lagi-lagi, kata dia, proses itu sukses dan menghasilkan presiden yang pertama dipilih langsung oleh rakyat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu juga sama dan berlanjut pada Pemilu 2009. Kemudian, sambung Ace, pada 2014, juga telah melewati pemilu dengan sistem pemilihan langsung. Pada 2019 juga demikian, pemilu akan digelar langsung secara serentak.
“Insyaallah 17 April juga akan melalui tahapan yang memang agak berbeda dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Kalau 2009 hanya pileg saja, 2004, 2009 dan 2014 pileg dan pilpres dipisahkan, maka 2019 pilpres dan pileg serentak. Ini yang membedakan dengan yang sebelumnya,” katanya.
Menurut dia, ini merupakan eksperimen politik baru bagi Indonesia. Meskipun, di beberapa negara ada juga pilpres dan pileg bersamaan. Sebagai sebuah eksperimentasi politik, karena kita taat terhadap keputusan mahkamah konstitusi yang mengatakan bahwa pileg dan pilpres dilaksanakan secara bersama-sama tentu ini harus dimanfaatkan sedemikian rupa agar bisa dua-duanya dapat.
“Ini bukan sesuatu yang mudah karena baru pertama kali digelar Indonesia,” kata Ace Hasan.(boy/jpnn)