Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Muhaimin: Kesenjangan Berpotensi Picu Perpecahan Bangsa

Senin, 21 Mei 2018 – 15:30 WIB
Muhaimin: Kesenjangan Berpotensi Picu Perpecahan Bangsa - JPNN.COM
Wakil Ketua MPR di Kampus UKI, Cawang, Jakarta Selatan, Senin (21/5). Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar meminta segenap bangsa Indonesia menjadikan peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei sebagai spirit untuk menjadi negara maju. Sekaligus menjadi kekuatan agar Bangsa Indonesia mampu bersaing, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan negara-negara lain di dunia.

Pernyataan itu disampaikan Muhaimin usai menyampaikan Kuliah Umum di hadapan Civitas Akademika Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Kuliah Umum dalam rangka Dies Natalis ke 60 Fakultas Hukum UKI, itu berlangsung di Kampus UKI Cawang Jakarta Selatan, Senin (21/5). Pada kesempatan itu, Cak Imin membawakan tema : Mempertahankan Semangat Nasionalisme Di Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Muhaimin, sudah banyak keberhasilan yang dicapai bangsa Indonesia selama era reformasi. Tetapi, masih banyak juga kekurangan yang harus segera di benahi. Salah satunya adalah persoalan kesenjangan yang masih terus memprihatinkan.

“Semangat Hari Kebangkitan Nasional harus mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, tidak tertinggal oleh bangsa-bangsa lain,” kata Muhaimin menambahkan.

Saat menyampaikan kuliah umum, Muhaimin mengingatkan ada berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan NKRI. Antara lain adalah munculnya aliran-aliran baru yang ada di tengah masyarakat. Serta timbulnya kesenjangan yang makin lebar. Bahkan, kalau kesenjangan tersebut tidak segera diatasi, potensi terjadinya perpecahan bangsa, semakin besar.

Pada saat berlangsung reformasi, kata Muhaimin berbagai pengamat luar negeri meramalkan bahwa bangsa Indonesia akan terpecah menjadi negara-negara kecil seperti yang menimpa Yugoslavia. Alasannya, karena Indonesia terdiri dari berbagai keragaman. Ramalan itu tidak benar, dan hanya Timor Timur yang terpisah dari ibu pertiwi.

“Waktu itu kita berhasil menutup ekspansi masuknya nilai-nilai asing dari luar, dan mampu mengikat persatuan, sehingga kita terhindar dari perpecahan yang lebih besar. Tetapi keberhasilan itu harus segera diimbangi dengan pemerataan kesejahteraan yang lebih nyata bagi seluruh warga Indonesia, agar NKRI ini tertap terjaga,” kata Muhaimin lagi. (adv/jpnn)

Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar mengatakan, kesenjangan yang ada bisa menambah potensi perpecahan semakin besar.

Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close