Nafsiah Tak Menyangka Dahlan Kecil Begitu Susah
jpnn.com - JAKARTA - Studio XXI Epicentrum Rasuna Said Jakarta tadi malam (1/4) diliputi keharuan. Penyebabnya adalah acara pemutaran perdana (gala premiere) film Sepatu Dahlan yang berkisah tentang masa kecil Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Sepanjang 90 menit pemutaran film yang diputar di bioskop seluruh Indonesia 10 April mendatang itu sukses membuat Dahlan Iskan dan istrinya, Nafsiah Sabri, serta sebagian besar penonton beberapa kali meneteskan air mata.
"Terus terang, saya menangis tiga kali. Pertama, pas tangan Dahlan dipukul sama bapaknya. Kedua, pas ibu meninggal karena saya jadi ingat saat dulu seperti itu. Kemudian, waktu Zain (nama adik Dahlan Iskan) kelaparan. Saya sedih betul, dulu perut adik saya benar-benar saya ikat kenceng pakai sarung," ungkap Dahlan Iskan setelah pemutaran film.
Film yang diangkat dari novel yang berjudul sama itu mengisahkan kehidupan Dahlan Iskan mulai SD hingga SMP. Selama menempuh pendidikan dasar itu, Dahlan bersekolah tanpa mengenakan sepatu. Diungkapkan juga, Dahlan kecil hidup serba kekurangan. Bahkan, kadang dia harus menahan lapar karena penghasilan orang tuanya tidak mencukupi.
"Tapi, yang digambarkan di film itu kurang miskin. Di film digambarkan saya punya kambing lima. Padahal, aslinya nggak punya sama sekali. Mungkin anak sekarang jika disuruh menggambarkan miskin ya seperti itu," tutur Dahlan.
Mantan dirut PLN itu menyatakan puas setelah melihat film yang digarap di Magetan dan Kediri itu kali pertama. Bahkan, menurut dia, sang istri Nafsiah Sabri juga kaget karena baru pertama mengetahui masa kecilnya yang penuh perjuangan.
Menurut Nafsiah, dirinya tidak menyangka suaminya pernah mengalami hal-hal yang digambarkan dalam film tersebut. Dia menuturkan, dirinya kali pertama bertemu dengan Dahlan saat menjadi mahasiswa dengan penampilan yang keren.
Setelah menikah dan mengandung putranya, Azrul Ananda, Nafsiah memang dibawa ke rumah Magetan. Namun, kondisi rumah Dahlan saat itu sudah jauh lebih baik daripada rumah yang ditinggali suaminya itu saat kecil.
"Sudah ada dipan bambu, sudah ada lantainya. Saya juga banyak belajar dengan Pak Iskan. Beliau yang mengajari saya memasak di kompor dengan dua tungku," tutur Nafsiah sambil berkaca-kaca mengingat almarhum ayah mertuanya itu.
Pemeran utama film tersebut, Aji Santosa, juga mendapat pujian dari penonton serta Dahlan. Mereka memuji akting anak kelas VI itu yang dinilai sangat mirip dengan Dahlan saat kecil. Kinaryosih yang berperan sebagai Bu Iskan dan Donny Damara sebagai Pak Iskan juga mendapat apresiasi positif karena akting total mereka.
"Pastinya saya bangga bisa memerankan sosok ayah yang membesarkan anak sehebat Pak Dahlan," ungkap Donny. (yas/c4/kim)