Nah, Dirut Bulog Mengaku Ditelepon Irman untuk Bicarakan Gula
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Djarot Kusumayakti selama kurang lebih sepuluh jam menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (29/9). Dirut BUMN pangan itu menjadi saksi kasus suap ke Ketua DPD Irman Gusman.
Djarot yang menjalani pemeriksaan sejak pukul 09.45 pagi tadi, baru keluar dari KPK sekitar pukul 19.35 petang. Kepada wartawan, Djarot mengaku pernah berkomunikasi dengan Irman lewat telepon.
Djarot pun membenarkan bahwa dalam komunikasi per telepon itu ada pembicaraan tentang masalah gula di Sumatera Barat. Menurutnya, dalam pembicaraan itu Irman menceritakan soal harga gula di Sumbar yang mahal.
"Beliau telepon, cuma sekali itu. Yang saya tangkap, beliau cuma mengabarkan kalau di sana (Sumbar) harga gula mahal," kata Djarot.
Ia pun merespons informasi dari Irman. “Ya, saya akan segera tindaklanjuti. Nanti kalau saya punya barang (gula), akan saya kirim," tambah Djarot menirukan pembicarannya dengan Irman.
Selanjutnya, Bulog memang memiliki gula untuk dipasok ke seluruh Indonesia. Banyaknya 1.000 ton dari total 3.000 ton.
"Itu alokasi untuk seluruh Indonesia. Alokasi daerah tidak ada," ujar Djarot seraya menegaskan bahwa tak ada rekomendasi untuk CV Semesta Berdaya yang menjadi mitra Bulog di Sumbar.
Seperti diketahui, KPK telah menjerat Irman sebagai tersangka suap karena menerima uang Rp 100 juta Xaveriandy dan Memi. Suap itu terkait rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor dari Bulog di wilayah Sumatera Barat untuk CV Semesta Berjaya milik Xaveriandy.(boy/jpnn)