Naikkan BBM Nonsubsidi Tanpa Perhitungan, Motif Gulingkan Menteri Sudirman?
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Tim Antimafia Migas Faisal Basri terus mengkritik keputusan PT Pertamina yang Jumat (15/5) lalu berencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Keputusan yang tanpa perhitungan tersebut, dinilai Faisal sangat fatal tidak hanya untuk pemerintah, namun juga bagi perseroan.
Faisal menyebut, Pertamina nyaris 'bunuh diri' dengan memutuskan kenaikan harga BBM nonsubsidi tanpa perhitungan matang. Pasalnya harga yang ditawarkan perusahaan pelat merah itu terlampau jauh dengan harga pertamax di SPBU perusahaan lain seperti Total dan Shell.
"Coba bayangkan kalau surat edaran itu diberlakukan betul-betul. Kalau harga Pertamax itu Rp 9.600 bukankah itu Pertamina bunuh diri? Anda lihat di jalan Gondangdia, (harga pertamax) Shell Rp 8.950, yang ada apa? Pindah semua ke Shell. Jadi konsumen pertamax (Pertamina) pindah ke Shell. Nanti Pertamax pindah ke premium semua karena bedanya Rp 2.200. Itukan bodoh," cibir Faisal di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Minggu (17/5).
Karena itu, Faisal tak habis pikir dengan keputusan direksi perusahaan pelat merah itu. Faisal bahkan menyebut ada motif terselubung dari kenaikan harga BBM nonsubsidi tersebut. Salah satunya yakni ingin melengserkan Sudirman Said dari jabatannya saat ini.
"Modusnya ini menurut saya, ingin menunjukkan seolah menteri ESDM enggak mampu mengelola, ini target reshuffle keliatan banget. Saya rasa orang bodohpun enggak akan sampai sebodoh itu mengambil keputusan. Jadi kelihatan banget motifnya apa. Saya berhak dong untuk mengatakan ini. Enggak mungkin kebijakan sekacau ini kalau enggak ada motifnya," duga Faisal. (chi/jpnn)