NATO Gelar Latihan Perang Besar-Besaran, Rusia Sewot
jpnn.com, STOCKHOLM - NATO menggelar latihan militer terbesar sejak berakhirnya era Perang Dingin di Norwegia, Kamis (25/10). Latihan perang "Trident Juncture" melibatkan sekitar 50.000 personel, 10.000 kendaraan, 250 pesawat dan 65 kapal perang dari semua 29 anggota aliansi, ditambah Swedia dan Finlandia.
Tujuan dari latihan ini adalah untuk menguji dan melatih "Very High Readiness Joint Task Force" (VHRJTF) NATO, yang nantinya akan berada di bawah komando Jerman. Pasukan gabungan gerak cepat ini dirancang untuk mempelopori pertahanan negara anggota aliansi yang menghadapi serangan dari luar.
VHRJTF NATO dirancang aliansi pertahanan Atlantik Utara itu pada tahun 2014 setelah Rusia menganeksasi Crimea.
Skenario latihan perang kali ini adalah: pasukan aliansi akan menguji kesiapan mereka untuk merebut dan mengembalikan kedaulatan Norwegia setelah diserang oleh agresor fiktif.
Militer Jerman berpartisipasi dalam manuver dengan sekitar 10.000 tentara dan 4.000 kendaraan. Terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Selain itu, Bundeswehr mengerahkan pesawat tempur Tornado dan Eurofighter dan tiga kapal perang. Awal 2019, Jerman akan mengambil alih komando VHRJTF NATO selama setahun.
Rusia, yang berbatasan dengan Norwegia, diundang NATO untuk memantau latihan perang itu. Namun Kementerian Pertahanan Rusia mengecam manuver militer besar-besaran itu.
"Aktivitas militer NATO dekat perbatasan kami telah mencapai tingkat tertinggi sejak masa Perang Dingin," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. Dia menambahkan, Trident Juncture adalah simulasi aksi militer ofensif. (hp/as/jpc)