NU Terlahir Kembali di Kota Kelahirannya
jpnn.com - JOMBANG - Tingginya dinamika dalam Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, berakhir pasca terpilihnya rais 'aam syuriyah dan ketua umum pengurus besar NU (PBNU). Sekarang, saatnya pemimpin organisasi Islam terbesar itu untuk bekerja.
Demikian disampaikan KH Maman Imanulhaq, pimpinan pondok pesantren Al-Mizan Majalengka, di sela-sela berakhirnya forum musyawarah tertinggi NU, Kamis (6/8) pagi. Menurutnya, apapun dinamika yang terjadi, muktamar telah berakhir dengan menghasilkan berbagai program.
"Rekomendasi program organisasi, bahtsul masail. NU sudah punya Kiai Maaruf sebagai rais 'aam dan Ketua Umum Kiai Said (Said Aqil Siradj). Sekarang saatnya bekerja. Lima tahun ke depan akan jadi pembuktian pertarungan produk muktamar yang bermanfaat bagi Indonesia," kata Kiai Maman.
Menurutnya, persoalan bangsa dan negara masih diwarnai terlalu banyak intrik dan berbagai mulai dari masalah ekonomi yang terus merosot, pengangguran dan PHK. Nanti akan terlihat kemampuan kepemimpinan nahdlatul ulama berpihak pada kelompok marjinal, buruh migran atau tidak.
"Menurut saya tidak terlalu penting siapa yang terpilih. Tapi dia harus memperlihatkan watak keberpihakan nahdlatul ulama pada kelompok marjinal. Muktamar ini harus menghasilkan semangat dan spirit baru. Di sini di Jombang, NU terlahir kembali di kota kelahirannya," pungkas Kiai Maman. (fat/jpnn)