Obama dan Senat AS Selaraskan Langkah Politik
Republik Optimistis Menangi Pilpres 2016jpnn.com - WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama tidak mau terlalu lama kecewa pasca kemenangan Partai Republik dalam pemilu sela. Rabu waktu setempat (5/11), dia langsung menemui Mitch McConnell, calon ketua mayoritas Senat AS. Dua tokoh beda partai itu mulai mereka-reka agenda politik bersama.
Dalam pertemuan di Gedung Putih tersebut, Obama mengucapkan selamat kepada McConnell atas kemenangan gemilang Republik Selasa lalu (4/11). Pemimpin 53 tahun itu menegaskan bahwa pesan para pemilih tersampaikan dengan baik melalui pemilu sela. 'Tidak perlu ragu lagi, ini adalah malam milik Republik,' ungkapnya setelah media menyiarkan hasil penghitungan suara Rabu malam waktu setempat.
Januari nanti, Republik mulai 'memerintah' melalui Kongres AS. Baik di Senat maupun House of Representatives (DPR), jumlah politisi partai berlambang gajah tersebut sama-sama lebih dominan. Karena itu, Obama mulai ancang-ancang menyusun agenda politik bersama. Sebab, tidak mudah bagi presiden untuk menjalin harmonisasi politik dengan partai lawan, demikian juga sebaliknya.
“Kongres akan mengusulkan beberapa rancangan undang-undang (RUU) yang tidak bisa saya ratifikasi. Dan, saya yakin, saya juga akan melahirkan kebijakan-kebijakan yang tidak disukai sebagian besar anggota Kongres,” papar Obama. Tapi, dalam pertemuannya dengan McConnell, presiden kelahiran Hawaii itu berusaha tidak memperlebar jurang yang memisahkan Partai Demokrat dan Republik.
Rabu lalu, Obama dan McConnell sepakat melanjutkan pembangunan infrastruktur. Khususnya, jalan raya dan jembatan. Rencana pemerintahan Obama itu menuai respons positif Republik. McConnell berjanji memuluskan rencana tersebut. Selain pembangunan infrastruktur, Obama dan McConnell sepakat melakukan ekspansi perdagangan.
“Mungkin, kami juga akan menyepakati pakta perdagangan,” ujar McConnell yang berasal dari Negara Bagian Kentucky. Politikus 72 tahun itu mengatakan bahwa Republik dan Demokrat akan membahas kembali rencana reformasi pajak. Terkait pajak, Republik akan berusaha mengegolkan rencana partainya untuk memajaki alat-alat kesehatan.
Sebagai presiden, Obama memiliki hak veto untuk membatalkan undang-undang yang diterbitkan Kongres AS. Dia juga bisa menggunakannya untuk mengegolkan kebijakannya yang bertentangan dengan Republik. Salah satunya kebijakan imigrasi. Para pengamat politik meramalkan Obama dan Republik tidak akan mencapai kata sepakat dalam undang-undang imigrasi.
Di sisi lain, kemenangan gemilang Republik dalam pemilu sela Selasa lalu menjadi momentum apik menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2016. Partai bernama lain Grand Old Party (GOP) itu optimistis bisa memenangkan pilpres yang akan datang. Apalagi, Republik masih punya waktu sekitar dua tahun untuk memantapkan pencalonan kandidat pengganti Obama. (AP/AFP/hep/c17/ami)