Oh Marsiyem, 15 Tahun Jadi TKI di Arab Saudi Tak Terima Gaji
PURWOKERTO - Keluarga Marsiyem, tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Losari, Kecamatan Rawalo, Banyumas diliputi kecemasan. Pasalnya, Marsiyem yang sudah 15 tahun menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi tak diketahui keberadannya karena pindah tempat kerja.
Menurut Arsim Atmaja selaku perwakilan keluarga Marsiyem, TKI yang bekerja di Riyadh itu telah sudah tak lagi kerja di majikan lamanya. Sebelumnya, Marsiyem ikut majikan yang beralamat di Distrik Baddiyah Exit 26 Riyadh.
“Sekarang sudah pindah lagi dan keluarga di Losari tidak mengetahui. Komunikasi juga menjadi terputus,” kata Arsim seperti dikutup Radar Banyumas.
Arsim menuturkan, sudah 13 tahun ini pihak keluarga berupaya memulangkan Marsiyem. Sebab, kontrak kerjanya sudah berakhir pada 2002 silam.
Namun, keberadaan Marsiyem sulit terdeteksi. Kabarnya, majikan baru Marsiyem yang bernama Abdul Kholid Al Mubarok sering berpindah-pindah tempat tinggal.
Arsim menambahkan, pihak keluarga Marsiyem sudah berupaya mendatangi Kementerian Luar Negeri di Jakarta dan meminta bantuan lembaga swadaya masyarakat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyumas, anggota DPRD hingga Wakil Bupati Banyumas. “Hasilnya nihil,” tambah Arsim.
Karenanya ia berharap pemerintah serius menangani nasib Marsiyem. “Karena status Marsiyem juga legal saat menjadi tenaga kerja,” katanya.
Marsiyem merantau ke Arab Saudi sejak 20 April 2000 saat masih berusia 22 tahun. Selama 15 tahun bekerja, Marsiyem belum pernah mengirim uang hasil kerja kerasnya sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Sebab, gaji yang semestinya dia dapatkan selama 15 tahun tidak dibayar oleh majikannya.
Akibatnya, Marsiyem tak bisa pulang. “Malah seperti ditahan,” ucap Arsim.(jpnn)