Optimis Ekspor Kopi Meningkat Tahun Ini
jpnn.com - SURABAYA - Ekspor kopi pada tahun 2014 mengalami defisit dibandingkan pada tahun 2013. Penurunanan volume kopi diperkirakan sekitar 25-30 persen.
Dari jumlah produksi sebesar 600 ribu ton (530 ribu ton kopi biji dan 70 ribu ton kopi olahan) pada tahun 2013 menurun menjadi 475 ribu ton kopi pada tahun 2014 ( 385 ribu ton kopi biji dan 95 ribu ton kopi olahan).
Jumlah produksi tersebut setara dengan USD 1,45 miliar (tahun 2013) dan USD 1,3 miliar (tahun 2014). Meski demikian, pengusaha kopi Indonesia masih tetap optimis nilai ekspor kopi kembali meningkat pada tahun 2015.
"Pada tahun 2014 banyak dihadapkan dengan anomali cuaca. Kurang bersahabat dengan produksi kopi," ujar Ketua Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) Hutama Sugandhi saat ditemui Jawa Pos pada Kamis kemarin (15/1).
Keyakinan produksi kopi tahun ini akan meningkat diperkuat dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/M-IND/PER/10/2014 tentang Pemberlakuan SNI Kopi Instan secara Wajib sejak 17 Oktober 2014. Peraturan tersebut mengharuskan semua pengusaha kopi menuruti label SNI pada bulan Juni tahun ini.
Peraturan ini diharapkan menguntungkan bagi pengusaha lokal di Indonesia. Selain itu, peraturan tersebut diharapkan mampu melawan angka impor kopi yang mengalami peningkatan sebesar 16,5 persen dari tahun 2013 ke 2014.
Ditambah lagi, jumlah konsumen kopi di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Penambahan jumlah konsumen dapat mencapai sekitar 7,8 persen setiap tahun. "Masyarakat Indonesia tidak dapat dilepaskan tradisi minum kopi. Jadi kebutuhan kopi lumayan meningkat," kata Gandhi.
Sedangkan khusus wilayah Jawa Timur, ekspor kopi mengalami surplus. Jumlah ekspor pada tahun 2013 mencapai 68 ribu ton, meningkat menjadi 73 ribu ton pada tahun 2014.
"Jatim mengalami peningkatan signifikan dibandingkan 10 provinsi penyumbang kopi terbesar lainnya di Indonesia," ujarnya. Empat wilayah pemasok kopi terbesar di Jawa Timur antara lain Jember, Bondowoso, Malang dan kediri.
Para pengusaha kopi dan pemerintah terus melakukan upaya perbaikan kualitas kopi. Sehingga lebih dapat bersaing di dunia internasional. Terutama dalam menghadapi persaingan pasar bebas, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun ini.
Dalam negara ASEAN, menurut Gandhi, saingan berat Indonesia dalam kategori produk kopi olahan adalah Malaysia, Thailand, dan Vietnam. "Kalau kopi biji, saya rasa kita masih unggul daripada mereka," tegasnya. (bri)