Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Harus Terus Diimplementasikan
“Bicara Buku ini patut diselenggarakan karena mempunyai banyak sisi kualitatif. Kegiatan ini dilaksanakan bukan sekedar rutin dilaksanakan tetapi kegiatan yang benar-benar berusaha berorientasi pada output,” tegas Ma’ruf Cahyono, di sela-sela persiapan Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat, yang akan dilaksanakan di Bandung .
Kini, setahun kemudian Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah dan Kepala Perpustakan MPR Roosiah Yuniarsih mengantarkan Dialog Literasi Pancasila di Perpustakaan MPR RI. Dialog Literasi ini akan berlangsung sampai, Jumat 2 Juni 2017, sebagai rangkaian kegiatan Pekan Pancasila.
Bagi pemerintah, penetapan Hari Lahir Pancasila adalah momentum mengakhiri kekeliruan. Di awal Orde Baru, 1 Juni pernah dilarang untuk diperingati, yang ada justru Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober.
Lahirnya Pancasila diawali pidato Soekarno dalam rapat besar Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.
Penggunaan kata "Pancasila" dikenalkan pertama kali secara luas oleh Bung Karno dalam pidato itu.
Dia menjelaskan panjang lebar soal perlunya Indonesia memiliki sebuah pedoman hidup berbangsa dan bernegara seperti yang dimiliki negara lain setelah merdeka.
Ada lima butir konsep yang ditawarkan Bung Karno saat itu, yakni kebangsaan Indonesia, internasionalisne atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam pidato di Gedung Merdeka pada tahun lalu itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus bersyukur memiliki Pancasila. Pancasila adalah alat pemersatu.(boy/jpnn)