Panen Tak Maksimal, Petani Bawang Merugi
jpnn.com - CIREBON- Petani bawang mengeluhkan curah hujan ekstrem yang terjadi sejak awal tahun. Pasalnya, curah hujan tinggi menyebabkan tanaman bawang tak bisa dipanen maksimal.
“Banyak yang rugi, ini karena panennya nggak maksimal. Lahan pertanian bawang terus terendam banjir, jadi banyak yang busuk juga,” ujar salah seorang petani bawang di Kecamatan Gebang, Wari (31), kepada Radar (Grup JPN), Sabtu (18/1).
Diungkapkannya, target yang diinginkan di musim panen kali ini tidak tercapai. Curah hujan tinggi juga menyebabkan daun bawang yang biasanya menjadi penghasilan tambahan, kali ini nyaris tak bisa dimanfaatkan.
“Banyak tanaman bawang yang mati, daunnya juga nggak bisa kami jual karena mati juga. Yang busuk juga banyak sekali. Untuk untung di kondisi seperti sekarang ini, tentu sangat sulit,” katanya.
Tak hanya itu, Wari mengeluhkan, harga jual bawang merah yang relatif murah saat ini. Dirinya hanya berharap, biaya yang dikeluarkan saat musim tanam bisa kembali. “Modal kami berkisar Rp100 jutaan untuk menanam. Kalau harga sedang bagus, kami bisa dapat keuntungan dua kali lipatnya,” tuturnya.
Di tempat terpisah, tokoh masyarakat Kecamatan Losari, Chimyanto PPN, memprediksi harga bawang akan kembali tinggi, lantaran stok yang belakangan berkurang. Dengan hasil panen petani yang sedikit, pasokan bawang akan terganggu. “Mudah-mudahan pemerintah bisa membaca situasi ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” ucapnya. (zak/magang)