Panglima TNI Perintahkan Investigasi Insiden Kebumen
Senin, 18 April 2011 – 08:00 WIB
Menurut TNI, karena kurangnya komunikasi, warga setempat tetap berunjuk rasa secara anarkis dengan memblokade jalan menuju Dislitbangad, bahkan merobohkan gapura dan antena pemancar milik Dislitbangad.
Menghadapi hal tersebut, prajurit TNI AD masih tetap berupaya menenangkan massa secara persuasif, namun tetap tidak diindahkan oleh massa. Melihat situasi protes yang semakin anarkis dan membahayakan prajurit serta keamanan Markas Dislitbangad, prajurit TNI AD mengambil langkah sesuai prosedur yaitu memberikan tembakan peringatan ke atas. Namun tembakan peringatan itu tetap tidak dihiraukan, bahkan massa secara brutal menyerang aparat TNI AD, yang akhirnya terjadilah insiden bentrok yang mengakibatkan korban di kedua belah pihak.
Iskandar menjelaskan, lahan yang digunakan Dislitbangad tersebut sudah dikelola oleh TNI AD sejak jaman peninggalan Belanda, bahkan sejak tahun 1949 lahan tersebut sudah dijadikan tempat latihan menembak. Tetapi karena latihan menembak itu tidak setiap saat dilaksanakan, TNI AD memperbolehkan warga menanam palawija dan tanaman lainnya di lahan itu.