Parah! Kok Pemain Asing ISC Cuma Modal Visa, Kitasnya Mana?
jpnn.com - JAKARTA - Kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 segera memasuki putaran kedua. Sayang, ada noda yang mencederai perjalanan kompetisi yang di-kickoff secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo tersebut.
Noda itu berupa pelanggaran prosedural, oleh para pemain dan klub, tapi dibiarkan saja oleh PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator. Pelanggaran itu berupa penggunaan pemain dan pelatih asing.
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Save Our Soccer (SOS), mayoritas pemain dan pelatih asing tidak memiliki Kartu Izin Tinggal Sementara/Terbatas (Kitas) yang menjadi syarat mempekerjakan tenaga asing. Padahal, aturan itu ada di Permenakertrans Nomor 12 Tahun 2013.
"Ini artinya banyak pekerja asing ilegal berkeliaran di ISC dan ini harus ditindak tegas. Pemerintah harus bertindak tegas. Ini tidak bisa dibiarkan karena merugikan negara. Klub peserta dan operator kompetisi harus ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku karena telah melanggar aturan negara," kata Akmal Marhali, Koordinator SOS.
Berdasarkan data yang dimiliki SOS, sampai putaran pertama berlangsung tercatat 81 pemain dan pelatih asing yang keluar masuk dan berkiprah di ISC. Total, 64 pemain/pelatih asing menggunakan visa on arrival, 16 pemain/pelatih memakai visa kunjungan usaha, dan satu pemain tidak diketahui jenis visanya.
"Visa on arrival itu visa turis dan berlaku 30 hari. Tidak bisa digunakan untuk bekerja. Visa kunjungan usaha itu berlaku dua bulan dan bisa diperpanjang maksimal tiga kali alias enam bulan. Buat pekerja yang kontrak satu tahun mestinya harus mengurus KITAS. Bukan mensiasati dengan visa turis atau kunjungan usaha," terang Akmal.
Karena itu, klub dan operator yang membiarkan dan melakukan pembenaran terhadap masalah ini bisa dicabut izin usahanya bila mengaju kepada Permenakertrans nomor 12 Tahun 2013. (dkk/jpnn)