Pariwisata Jadi Ladang Penyaluran Kredit Perbankan
jpnn.com - SURABAYA – Perbankan dituntut bisa masuk ke industri pariwisata. Hal itu tak lepas dari pertumbuhan kredit yang masih lambat di Jawa Timur (Jatim). Pariwisata dianggap sebagai pasar potensial.
Sektor tersebut sedang digenjot pemerintah. Namun, dukungan dari perbankan untuk membangun infrastruktur pendukung pariwisata dinilai masih kurang. ”Nah, itu (pariwisata) bisa menjadi ladang penyaluran kredit,” kata Ketua Perhimpunan Bank Umum Nasional Jawa Timur Herman Halim.
Dia menilai, infrastruktur pendukung pariwisata di sejumlah kawasan wisata di Jatim masih lemah. Terutama, Banyuwangi, Batu, dan Malang. Bank seharusnya bisa membiayai hotel dan restoran di kawasan tersebut karena lokasinya bankable.
”Kalau mau pariwisata maju dan kredit lebih tumbuh, ya jangan tunggu lokasi wisata itu ramai dulu baru bangun infrastruktur. Harus dibalik. Toh, bank bisa menilai lokasi wisata tersebut bankable atau tidak,” ujar Dirut PT Bank Maspion Tbk itu.
Sebaliknya, bank harus mewaspadai potensi kelebihan penawaran infrastruktur di lokasi-lokasi tertentu. Misalnya, pembangunan hotel di Surabaya dinilai berlebih dibanding kebutuhan.
Padahal, jika mau melirik lokasi lain, bank bisa mendapatkan nasabah dengan mudah. Herman mengakui, minat perbankan masih bergantung pada iktikad pengusaha dan pemerintah daerah setempat.
Bank tidak bisa menyalurkan kredit jika tidak ada niat pembangunan infrastruktur dari pemerintah dan swasta. Pertumbuhan kredit di Jatim hingga Mei 2016 tercatat 7,59 persen. Sementara itu, target pertumbuhan kredit hingga akhir tahun mencapai 12–14 persen.
”Dari segi risiko masih terjaga. Hal itu mengindikasikan bahwa ruang penyaluran pembiayaan masih terbuka,” terang Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim Benny Siswanto. (rin/jos/jpnn)