Parpol Lebih Banyak Pencitraan Ketimbang Tawarankan Visi Misi
jpnn.com - JAKARTA - Peserta pemilihan umum (pemilu) sebenarnya sudah diberikan kesempatan untuk melakukan kampanye tertutup tiga hari setelah ditetapkan sebagai peserta pemilu. Bentuknya pertemuan tertutup, dialogis dan tatap muka. Namun peserta tidak memanfaatkan itu secara efektif.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu untuk Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyatakan, peserta pemilu dalam kampanye lebih mengarah kepada pencitraan. Mereka tidak menyampaikan visi misi.
"Saya rasa tidak ada kampanye dalam Pemilu 2014. Kampanye seharusnya penyampaian visi misi dan ajak memilih. Ada enggak visi misi ditawarkan? Enggak ada. Adanya pencitraan," kata Titi dalam diskusi "Rakyat Memilih Siapa" di Cikini, Jakarta, Sabtu (15/3).
Titi menyatakan, alat peraga dijadikan sebagai alat pencitraan. Meski demikian tidak menampilkan visi, misi dan program. "Ini buruk," ujarnya.
Sementara Komisioner Badan Pengawas Pemilu Daniel Zhucron menyatakan, peserta pemilu tidak memanfaatkan secara maksimal waktu kampanye tertutup. Mereka sebenarnya bisa berkreativitas dalam kampanye.
"Ini (kampanye tertutup) tidak dimanfaatkan maksimal kontestan. Sejak 3 hari ditetapkan jadi peserta seharusnya menyiapkan kreativitas, di luar iklan dan rapat umum," ujar Daniel.
Daniel menambahkan, banyak peserta pemilu yang tidak memahami aturan perundang-undangan. Salah satu contohnya mengenai alat peraga kampanye.
"Surat DPD ada foto. Surat caleg dan partai tidak ada. Tapi di sepanjang jalan poster membesarkan foto, padahal di surat suara enggak ada," tandas Daniel. (gil/jpnn)