Pasar Wait and See, IHSG Terkoreksi
jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada transaksi akhir pekan ini gagal lepas dari tekanan sehingga berakhir di zona merah. Pada penutupan perdagangan sore tadi (27/2) IHSG menipis 1,128 poin (0,02 persen) ke level 5.450,294 dan indeks LQ45 turun 3,336 poin (0,35 persen) ke level 946,876.
Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini mencapai 224.969 kali dengan volume 4,474 miliar saham atau Rp 5,432 triliun. Sebanyak 169 saham naik, 122 saham turun, dan selebihnya stagnan.
Saham-saham dengan kenaikan nilai tertinggi (top gainers) antara lain, United Tractors (UNTR) naik 750 (3,75 persen) ke level 20.750. Matahari Department Store (LPPF) naik 650 (3,78 persen) ke level 17.850. Solusi Tunas Pratama (SUPR) naik 300 (3,47 persen) ke level 8.950. Intermedia Capital (MDIA) naik 300 (9,09 persen) ke level 3.600.
Sebaliknya, saham-saham dengan penurunan nilai paling dalam (top losers) diantaranya Unilever (UNVR) turun 500 (1,37 persen) menjadi 36.000. Gudang Garam (GGRM) turun 375 (0,70 persen) menjadi 53.425. Astra Agro (AALI) turun 300 (1,20 persen) menjadi 24.650. Semen Indonesia (SMGR) turun 225 (1,49 persen) menjadi 14.875.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan sudah cukup banyak emiten melaporkan kinerja keuangan untuk tahun penuh 2014. Namun, salah satu yang cukup menyita perhatian adalah laporan keuangan PT Astra International Tbk (ASII). Hasilnya kurang memuaskan karena, meski pendapatan naik 4 persen namun laba bersih turun 1 persen.
”Laporan keuangan ASII yang mencatatkan laba bersih per saham (EPS) Rp 474 terlihat kurang begitu bagus, mengingat konsensus analis yang kami amati, memprediksikan ASII bakal mencetak laba bersih per saham sebesar Rp 491. Kinerja emiten yang lain juga tercatat tidak terlalu bagus, seperti UNTR, LSIP, INCO, dan SIMP,” ungkapnya.
IHSG saat ini sedang berada pada kisaran resistance 5.425 – 5.600 yang merupakan target Satrio untuk jangka pendek. Penutupan di bawah suport 5.425 akan menjadi signal negatif. Beruntung, meski terkoreksi, IHSG hari ini masih berada di atas level itu. ”Secara umum, pasar sebenarnya dalam mode wait and see, menunggu data inflasi hari Senin nanti (2/3),” terusnya.(jawapos)