PDIP Cari Figur Muda untuk Cawapres
jpnn.com - disandingkan dengan Megawati. ‘’Kami menginginkan munculnya sejumlah nama dari kalangan muda untuk dipasangkan dengan Ibu Megawati Soekarno Putri pada Pilpres 2009 mendatang,’’ kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan Taufik Kiemas di Jakarta.
biasa dipanggil -menjelaskan, jauh sebelum munculnya wacana kombinasi pasangan tua muda untuk capres-cawapres yang tampil 2009 nanti, PDI Perjuangan sebenarnya sudah merintis sejak awal. “Kita memang ingin memasangkan Ibu Mega dengan figur yang berasal dari kalangan muda,” ujar TK yang didampingi Helmi Fauzi, Direktur Mega Institute.
“Kita harus bangun koalisi yang sehat dengan partai-partai lain. PDI Perjuangan tak mau memimpin sendirian, meskipun terbuka peluang untuk itu. Tetapi memang lebih elok kalau cawapresnya dari luar PDI Perjuangan,” imbuhnya. Persepsi Publik Sementara itu pada kesempatan terpisah, Direktur Pro Mega Center Mochtar Mohamad mengingatkan elit politik agar jangan terlalu banyak memberikan persepsi ke publik menyoal calon presiden alternatif yang bakal muncul dalam pilpres 2009 mendatang. "Persepsi elit itu seringkali tidak linier dengan persepsi publik. Akibatnya, publik justru semakin bingung," ujar Mochtar Mohamad kepada pers di Jakarta . Lebih dari itu, lanjutnya, persepsi publik menyoal siapa kandidat capres tahun 2009 bisa diukur dari hasil survei yang dilakukan tiga lembaga, yaitu Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Indobarometer dan CSIS. "Persepsi publik soal kandidat capres itu sudah bisa diukur lewat hasil survei yang dilakukan LSI, Indobarometer dan CSIS yang mengarah hanya pada dua nama, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. Begitu juga dengan lembaga survei lainnya, cenderung menunjukkan hal yang sama," jelas Mochtar. Mengutip hasil survei dari beberapa lembaga survei di Tanah Air, Mochtar mengatakan persentase publik yang akan memilih Megawati Soekarnoputri saat ini sudah meningkat mencapai angka 30,4 persen. Sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono berada pada angka 20,7 persen. Sedangkan calon lain seperti Wiranto ataupun Sri Sultan Hamengku Buwono X, tingkat keterpilihannya belum bisa melampaui 10 persen.