PDIP Tuding SBY Sengaja Sudutkan Megawati demi Ikut KMP
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto angkat bicara terkait dengan kicuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Twitter tentang gagalnya pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat itu dirinya dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut Hasto, cecuit SBY itu hanya menjadikan Megawati sebagai kambing hitam agar PD bisa bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP) dengan cara halus.
“Twitter SBY yang lagi-lagi menyalahkan Megawati merupakan strategi untuk menutupi langkah politik dua kaki. Kebuntuan komunikasi tersebut seolah-olah menjadi penyebab mengapa Partai Demokrat akhirnya lebih memilih bersekutu dengan KMP, baik dalam gerakan mencabut hak politik rakyat dalam Pembahasan RUU Pilkada, maupun mendukung pimpinan DPR RI,” kata Hasto.
Menurutnya, dalam strategi politik yang sarat diwarnai dengan kepentingan, boleh jadi langkah SBY yang menjadikan Megawati sebagai kambing hitam, merupakan hal yang biasa dilakukan oleh politisi yang tidak memiliki sikap kenegarawanan. Dia pun menyesalkan kicauan SBY yang lebih mementingkan perasaan pribadinya daripada urusan bernegara. Termasuk hak politik rakyat dalam pilkada langsung..
Lebih lanjut Hasto meminta publik untuk mengingat-ingat bahwa pada Pilpres 2004 lalu SBY mengaku dizalimi Megawati. Ternyata, hal itu juga sebagai strategi SBY untuk menjadikannya seolah-olah sebagai korban. “Hal itu persis dengan ribut-ribut perpu pilkada dimana hukum negara dibuat repot akibat politik dua muka SBY" ujarnya.
Hasto menambahkan, berdasarkan teori perilaku, jika Megawati memang sebagai pihak yang menzolimi maka seharusnya putri Prokamatir RI itu pula yang aktif berupaya untuk meminta bertemu SBY. Tapi, kata Hasto, yang terjadi justru sebaiknya.
“Saya jadi teringat mengapa para tokoh agama beberapa waktu yang lalu sampai berani mengatakan SBY bohong. Karena yang terjadi memang demikian,” imbuhnya.
Hasto juga mengatakan, duet presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla ternyata juga kesulitan untuk menghubungi SBY di saat kritis sebelum penetapan pimpinan DPR. Karenanya, lanjut Hasto, saat itu terlihat bahwa SBY telah menutup diri terhadap presiden pilihan rakyat,” ujar dia.
“Sebab skenario bergabung dengan KMP memang telah didesain lama, hanya perlu kambing hitam untuk memuluskan skenario itu.” pungkasnya. (mas/jpnn)