Pejabat Tiongkok Rutin Menyantap 'Makanan Elit'
Sementara Banyak Rakyatnya Sakit karena Susu Formula Mengandung MelaminJumat, 26 September 2008 – 22:00 WIB
Betapa tidak, saat masyarakatnya harus menghadapi makanan yang terkontaminasi zat-zat berbahaya, pemerintahnya malah mendapatkan asupan yang sangat terjamin. Sebut saja, daging sapi bebas hormon yang didapat dari sapi di peternakan di pedalaman Mongolia. Lantas, ada pula beras yang dimasak dengan air pegunungan. Begitupun untuk minuman. Bila haus, bagi mereka sudah disediakan teh organik yang dipetik dari bukit di kaki gunung Tibet.
Kondisi tersebut sangat kontras dengan fenomena yang dialami rakyat. Bahan-bahan yang diolah rakyat bisa dikatakan cukup membahayakan kondisi tubuh. Betapa tidak, sayuran yang mereka olah disemprot dengan pestisida berbahaya. Lalu, ikan-ikan yang mereka masak pun terkontaminasi bahan kimia penyebab kanker. Belum lagi, telur yang dijual di pasar dicelup ke dalam pewarna industri dan mengandung zat yang bisa menyebabkan kebutaan bahkan kematian.
Karuan saja, dengan mengetahui makanan istimewa yang dikonsumsi para pemimpinnya, memantik kemarahan rakyat. Ditambah lagi, setelah putra-putri mereka menjadi korban. Sebab, keamanan kondisi makanan bukan hanya hak bagi keluarga pemerintah, tapi juga seluruh rakyat.
’’Keamanan pangan merupakan prioritas utama bagi anak-anak dan keluarga pejabat pemerintah. Meskipun begitu, apakah masyarakat tidak berhak atas makanan yang aman?’’ Zhong Lixun, seraya menyuapi cucunya yang berumur tujuh bulan dengan susu formula setelah memeriksakan batu ginjal cucunya tadi di Beijing Children's Hospital.
Seperti diberitakan, puluhan ribu bayi dan anak-anak Tiongkok tergolek sakit setelah mengonsumsi susu yang terkontaminasi zat berbahaya melamin. Dari jumlah tersebut, ratusan anak didiagnosis menderita batu ginjal cukup parah. Dan empat anak dilaporkan tewas.
Mengetahui hal itu, beberapa negara langsung menyetop dan melarang impor susu dan produk mengandung susu. Beberapa produk yang sudah terlanjur beredar di pasar, dimusnahkan, demi mengurangi jatuh korban lebih banyak. (AP/dia)