Pelaku Pasar Panik, IHSG Terkoreksi
jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam. Pada penutupan perdagangan hari ini (23/5) IHSG turun 67,513 poin (1,27 persen) ke level 5.253,388 dan indeks LQ45 tergerus 14,824 poin (1,60 persen) ke level 912,929.
Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini (23/5) mencapai 230.362 kali dengan volume 3,751 miliar saham atau Rp 4,089 triliun. Sebanyak 216 saham turun, 92 saham naik, dan selebihnya stagnan.
Saham-saham dengan penurunan nilai paling dalam (top losers) antara lain, Wijaya Karya (WIKA) turun 100 (3,05 persen) menjadi 3.175. Astra International (ASII) turun 75 (1,00 persen) menjadi 7.425. Adhi Karya (ADHI) turun 60 (2,21 persen) menjadi 2.655. Summarecon Agung (SMRA) turun 55 (2,76 persen) menjadi 1.940.
Sebaliknya, saham-saham berhasil naik dengan nilai tertinggi (top gainers) di antaranya Matahari Putra Prima (MPPA) naik 10 (0,26 persen) ke level 3.850. Ti Phone (TELE) naik 5 (0,50 persen) ke level 1.000. Nirvana Development (NIRO) naik 2 (0,93 persen) ke level 218. Darma Satya Fishing (DSFI) naik 2 (1,34 persen) ke level 151.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai pelaku pasar sedang dalam posisi panik. ”Asing yang kemarin net buy (beli bersih) Rp 224,68 miliar sore ini net sellnya sudah Rp 250 miliar lebih. IHSG juga sedang running di atas batas bawah dari kisaran gap 5.273 – 5.278,” ungkapnya sore ini.
Padahal, kata dia, Indeks Hang Seng di Hong Kong ditutup di atas level support di atas batas bawah dari kisaran gap 28.041 – 28.237. Artinya, menurut Satrio, tidak ada sinyal negatif baru dari koreksi hari ini. ”DJI (Dow Jones Industrial di bursa saham AS) juga semalam sebenarnya ditutup di retracement 50 persen. Jadi nanti malam belum tentu turun juga,” terusnya.
Dia berharap Bank Indonesia (BI) dan Menteri Keuangan (Menkeu) sinkron dalam hal strategi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.(jawapos)