Pemerintah Desak Bank Turunkan Bunga Kredit
jpnn.com - JAKARTA - Tingginya suku bunga kredit perbankan sudah lama dikeluhkan dunia usaha. Hal itu pula yang membuat industri di Indonesia sulit bersaing dengan pemain luar negeri yang mendapat pembiayaan murah di negaranya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Indonesia memang punya keunggulan dari sisi besarnya pasar dan melimpahnya sumber daya alam. Namun, ada pula hal yang menjadi kelemahan. ''Salah satunya adalah bunga (kredit) bank,'' ujarnya saat berbicara di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Selasa (24/2).
Saat ini, suku bunga kredit di Indonesia ada di kisaran 10 - 13 persen. Bahkan, untuk beberapa kredit mikro dan kredit konsumsi, bunganya bisa lebih dari 15 persen. ''Itu salah satu yang termahal (tertinggi, Red) di dunia,'' katanya.
Menurut JK, tingginya suku bunga kredit membuat biaya investasi ikut terkerek naik. Sebab, pelaku usaha harus membayar cicilan kredit dengan bunga tinggi. Karena itu, pemerintah sangat mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang bulan ini menurunkan suku bunga acuan BI Rate dari 7,75 persen menjadi 7,50 persen. ''Kami ingin dan mendorong bank-bank agar ikut menurunkan bunga kreditnya,'' ucapnya.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, secara teori, penurunan BI Rate memang akan mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunganya. Namun, biasanya yang turun terlebih dahulu adalah suku bunga deposito, baru kemudian suku bunga kredit. ''Tapi, realisasinya tergantung kalkulasi masing-masing bank,'' jelasnya. (owi/sof)