Pemerintah Optimistis Krisis AS Tak Pengaruhi RI
Pertumbuhan Ekonomi Hanya Turun 0,1 PersenSabtu, 20 September 2008 – 11:58 WIB
’’Sejauh ini imbasnya tidak besar karena kita tidak punya placement di Lehman Brothers dan American Investment Group (AIG). Justru mereka yang memberikan kredit ke perusahaan Indonesia. Jadi, tidak ada dana Indonesia yang hilang,’’ kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden.
Kalla menegaskan, imbas ketatnya likuiditas adalah penurunan keuntungan perusahaan yang mengelola komoditas pertambangan dan pertanian. Kondisi tersebut berbeda dari dampak yang dihadapi Jepang, Tiongkok, atau Eropa yang ekspornya bergantung kondisi perekonomian AS.
’’Indonesia diperkirakan mengalami penurunan GDP paling kecil pada 2009 dibanding negara lain di Asia. Pertumbuhan mungkin terkoreksi 0,1 atau 0,2 persen, tapi tidak terpengaruh sampai 1–2 persen,’’ ungkapnya.
Di kawasan Asia Tenggara, stabilitas perekonomian negara berbasis komoditas seperti Indonesia dan Malaysia diperkirakan lebih kuat dibanding negara industri seperti Thailand. ’’Pertumbuhan Thailand dan Tiongkok mungkin turun satu atau dua persen. Tapi, kita turunnya hanya 0,1 persen,’’ tegasnya.
Meski nilai ekspor Indonesia merosot akibat penurunan nilai ekspor komoditas, Kalla menilai terdapat efek positif dari pelemahan USD. Di antaranya, penurunan harga minyak dalam negeri akibat terkoreksinya harga sawit dan rendahnya biaya produksi listrik PLN.
Penurunan harga minyak dunia memang menyebabkan nilai ekspor migas turun. Namun, di sisi lain, subsidi dalam APBN juga menurun. ’’Jadi, ada negatif-positifnya. Yang penting balance-nya baik karena imbasnya tidak sebesar negara lain,’’ tuturnya. (noe/oki)