Pemulangan Jenazah Camara Kembali Tertunda
Berharap PT LI Juga Berbenah"Jenazah besok (pagi ini, Red) diterbangkan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Disana transit sampai Kamis dini hari baru terbang ke Ethiopia. Transit disana, langsung ke Bamako, Mali. Perkiraan sampai Jumat (2/8)," terang Marco.
PBR Ingin Regulasi Tegas
Kejadian yang menimpa pemainnya disadari oleh PBR sebagai kekurangan klub. Untuk itu, manajemen klub akan berkomitmen melengkapi diri dengan semua standar kesehatan, baik dari perlengkapan maupun SDM-nya.
Tidak danya dokter tim membuat PBR sadar bahwa mereka tidak boleh sepotong-sepotong ada dalam tim. Untuk itu, dia siap menerapkan kebijakan bahwa dokter tim tak hanya mendampingi saat peratbdingan, tapi juga saat latihan resmi.
"Kami juga akan membeli alat resusitasi jantung itu. Dari Juni lalu kami juga sudah mulai melengkapi peralatan fisioterapis," ucapnya.
PBR berharap, PT Liga Indonesia (PT LI) sebagai regulator kompetisi juga menerapkan aturan yang tegas. Marco sadar jika itu memang dibutuhkan untuk terus meperbaiki sepak bola Indonesia ke depan sehingga standar kompetisi dan klub juga ikut naik, tidak stagnan.
Regulasi itu menurutnya juga dibarengi dengan kerja sama PSSI-PT LI agar keterlaksanaan regulasi itu terjamin.
"Ada tim yang mengawasi, apakah regulasi soal stadnar kesehatan itu terlaksana. Jangan hanya lihat pertandingan, tapi faktor pelengkapnya sesuai standar FIFA juga dipenuhi," tegas dia.
Niat PSSI dan operator kompetisi untuk lebih tegas dan menerapkan licensing club yang tinggi harus dibuktikan. Karena itu, PBR terus berbenah agar standar verifikasi klub untuk ikut kompetisi ISL musim depan bisa tercapai.