Peneliti: SBY Sebaiknya Mengklarifikasi Cuitan Andi Arief
jpnn.com, JAKARTA - Jika Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak segera mengklarifikasi cuitan Wasekjen Demokrat Andi Arief, baik terkait tujuh kontainer surat suara tercoblos dan pernah akan boikot pilpres 2019, maka akan merugikan Demokrat pada pemilu April 2019 nanti.
“Seharusnya sebagai pimpinan tertinggi partai, Pak SBY bisa mengklarifikasi cuitan tersebut. Karena ada upaya untuk mendeligitimasi penyelenggara pemilu yaitu KPU. Apalagi cuitan itu dilakukan berkali-kali,” kata pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, Rabu (9/1) malam.
Menurut Lucius, Andi Arief pernah akan memboikot pilpres 2019. Meski belum jelas alasannya, jika memboikot berarti Demokrat akan menggagalkan ribuan calegnya di seluruh Indonesia yang sudah siap mengikuti kontestasi di pileg 2019 tersebut.
“Pilpres saat ini berbeda dengan pilpres sebelumnya. Pemilu serentak ini bukan saja pilpres, tapi juga pileg. Nah, jika Demokrat berupaya memboikot pilpres, bukankah Demokrat menjadi peserta pemilu 2019?” kata Lucius lagi.
Sehingga apa yang dilakukan oleh Andi Arief itu kontraproduktif dengan Demokrat sebagai peserta pemilu, dan juga dengan SBY yang selalu mengedepankan etika dan kesantunan dalam politik.
Untuk itulah, lanjut Lucius, SBY perlu menjelaskan kepada masyarakat. Jika tidak, maka Demokrat bisa terancam. Apalagi di masa kampanye ini semua partai harus mencitrakan positif dan baik, agar mendapat simpati dan dipilih rakyat. “Jadi, jika SBY membiarkan itu, maka Demokrat yang dirugikan,” ungkapnya.
Namun, Lucius mengaku belum mengerti jika ada strategi politik rahasia SBY dengan terus mendiamkan sikap Andi Arief yang kontraproduktif tersebut.
Apakah panik karena khawatir tak lolos masuk DPR? “Saya tidak tahu. Yang jelas, semua partai dan kedua capres masih sama-sama mempunyai kesempatan untuk mendapat tempat di hati rakyat. Semua berpeluang untuk dipilih, terpilih, dan memenangi kontestasi pemilu itu,” pungkasnya.(jpnn)