Penerbangan Perdana ATR 72-600 Denpasar-Labuan Bajo-Bima
jpnn.com - DENPASAR - PT Garuda Indonesia, Senin (2/12), menerbangkan pesawat non komersial ATR 72-600 pertamanya dari Denpasar, Bali, menuju Labuan Bajo, NTT, dan Bima, NTB.
Pesawat ATR 72-600 berangkat dari Denpasar pada pukul 08.00 LT dan tiba di Labuan Bajo pukul 09.30 LT.
Selanjutnya berangkat ke Bima pukul 11.00 LT dan melanjutkan perjalanan kembali ke Denpasar pukul 14.30 dan tiba di Denpasar pukul 15.45 LT.
Turut serta dalam penerbangan perdana ATR72-600 ini yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Susantono, Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Corinne Breuze, CEO ATR Philipo Bagnato, Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar dan kalangan industri kepariwisataan.
"Penerbangan non komersial ATR 72-600 hari ini merupakan penerbangan perkenalan pesawat baru ini kepada para calon pengguna jasa. Pesawat ini merupakan pesawat tercanggih dan paling nyaman di kelasnya dan pengoperasian pesawat ini ke daerah – daerah. Terutama di wilayah-wilayah pertumbuhan ekonomi baru dan tujuan wisata di remote area," ujar Emir melalui keterangan tertulisnya, Senin (2/12).
Di samping itu, pengoperasian pesawat turboprop ini juga sejalan dengan program peningkatan layanan yang dilaksanakan, dengan memberikan lebih banyak pilihan destinasi kepada penumpang. "Ini dilakukan seiring dengan langkah Garuda menjadi anggota aliansi global SkyTeam pada bulan Maret 2014," papar dia.
Pesawat ATR 72-600 ini akan melayani rute komersial Denpasar – Labuan Bajo (NTT) – Ende (NTT) mulai tanggal 3 Desember 2013. Selain itu, pada hari yang sama, Garuda Indonesia juga melayani rute Denpasar – Bima (NTB) – Mataram (NTB).
Sementara mulai 20 Desember 2013, pesawat ini juga akan melengkapi rute baru Garuda Indonesia, yaitu rute Denpasar – Labuan Bajo – Tambolaka (NTT) dan rute Denpasar – Mataram – Bima (NTB) .
Dengan mengoperasikan pesawat turboprop tersebut, Garuda Indonesia akan semakin meningkatkan konektivitas daerah-daerah di remote area dengan melayani rute-rute penerbangan dengan jarak tempuh kurang dari 900 Nm di seluruh wilayah nusantara.
Hal ini dimungkinkan mengingat pesawat ATR72-600 tersebut memiliki kepabilitas untuk menjangkau bandara-bandara kecil yang memiliki panjang landasan pacu kurang dari 1,600 meter, yang tidak dapat didarati oleh pesawat jet. (chi/jpnn)