Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pengakuan Plin-plan Sang Penjahat Sadis: Demi Allah, Saya Bukan Pembunuh Bayaran!

Senin, 21 September 2015 – 06:20 WIB
Pengakuan Plin-plan Sang Penjahat Sadis: Demi Allah, Saya Bukan Pembunuh Bayaran! - JPNN.COM
Umar Jaya. FOTO: Padang Ekspres

"Sebelum tertangkap,  badan saya sudah tak enak juga. Kini, kerongkongan tambah sakit. Perut tak mau makan," ujar Umar, seraya mengusap-usap ujung botol minyak angin ke bagian hidung, tenggorokan, dan lidahnya.

Umar menyebut, ketika dibekuk penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumbar di  di parkiran RS Baiturrahmah, kawasan Kototangah, Aiepacah, Padang, Kamis (17/9) dini hari, dia dalam kondisi tidak punya uang untuk berobat. 

Karenanya, saat pemakai narkoba memesan sabu senilai Rp 27 juta, Umar menyanggupi. Walau ia sendiri, tidak punya stok narkotika jenis Metamfetamina itu. Ternyata apes, sang pemesan itu adalah polisi yang sedang menyaru.

"Dari dulu, saya tidak pernah pakai narkoba. Baik sabu ataupun ganja. Kalau putra saya, Michel, memang kena narkoba. Dia sudah dua kali masuk. Kini masih di LP Muaro. Sebelum saya ketangkap, saya sempat komunikasi denganya. Saya bilang, ada yang mesan sabu. Dia jawab, antarkan saja garam dapur 2 ons. Lalu ambil uang Rp27 Juta dan langsung pergi," tutur Umar Jaya.

Tapi celaka dua belas, sebelum rencana bulus itu berjalan mulus, Umar duluan ketangkap. Usut punya usut, ternyata  pria ceking ini mengantar sabu kepada petugas yang menyaru. Tak ada ampun, Umar pun diproses. 

Dari sinilah, sepak-terjang Umar terkuak. Kepada polisi, juga kepada wartawan, ia mengaku, terlibat serentetan kasus kejahatan.

Paling menghebohkan, Umar Jaya mengaku sebagai pembunuh bayaran. Bersama 3 temannya. Yakni Epi Syamsu, Eko dan Andi,Umar diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Hj Djusma, istri pertama H Amran, ketua Yayasan Baiturahman Padang. Dimana dalam kasus yang terjadi 30 Januari 1996 itu Hj Djusma tewas bersama pembantunya Aan.

Saat membunuh istri bos Universitas Baiturahmah itu, Umar mengaku mendapat bayaran sebesar Rp 100 juta dari sang pemesan. 

Baru tiga hari ditahan di Mapolres Limapuluh Kota, Sumatera Barat, pria yang diduga pengedar narkoba sekaligus pembunuh bayaran, perampok kelas kakap,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA