Pengamat LIPI Soroti Gaya Teten di Polemik Semen
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo menilai terhentinya kegiatan pertambangan PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang Jawa Tengah justru berpotensi merugikan negara.
“Perlu diketahui, pemberhentian (operasional PT SI,red) berpotensi menghilangkan aset negara senilai Rp 5 triliun," ujar Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo, di Jakarta, Selasa (21/3).
Pernyataan Hermawan itu sebagai respons atas langkah Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menerima perwakilan petani Kendeng di Istana Negara, Senin (20/3). Dalam pertemuan itu, Teten sempat menyatakan proses penambangan PT SI di Rembang, untuk sementara diberhentikan dengan alasan telah ada kesepakatan.
Namun, Hermawan menilai Teten justru salah langkah. Menurutnya, kebijakan Teten sebagai KSP hanya demi mencari popularitas di kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
"Saya kira masih banyak orang Indonesia yang lebih pantas dan bijak untuk menjabat sebagai pimpinan KSP. Teten Masduki telah berkali-kali merugikan negara karena policies-nya, hanya demi kepentingan mencari popularitas di kalangan LSM," tutur Hermawan.
Sebelumnya, perwakilan sejumlah petani Kendeng melakukan pertemuan degan pihak Istana, Senin (20/3). Namun, pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu tidak menghasilkan kesepakatan.
Hanya saja, Teten sebelum bertemu dengan perwakilan petani Kendeng sempat mengungkapkan tentang kesediaan PT Semen Indonesia untuk sementara menghentikan operasionalnya di Pegunungan Kendeng. Selain itu, perusahaan pelat merah tersebut juga berjanji memperbaiki akses jalan yang rusak akibat alat berat untuk pertambangan.(gir/jpnn)