Pengamat Minta Rini Soemarno Tolak Rencana PGN
Selain itu kata Sofyano, Pertamina juga telah memiliki kontrak kerja sama jangka panjang dengan pemilik SPBU. Ini akan lebih mudah bagi Pertamina merealisasikan pembangunan SPBT tersebut.
"Secara hukum tentunya kerja sama yang dilakukan pemilik SPBU dengan pihak ketiga harus berdasarkan persetujuan Pertamina," katanya.
Sofyano melihat, PGN kemungkinan akan memanfaatkan keberadaan Menteri BUMN dan Menteri ESDM untuk 'menekan' Pertamina guna menyetujui hal tersebut dengan alasan percepatan program konversi BBM ke gas. Dukungan terhadap PGN bisa dianggap cara mengerdilkan keberadaan dan peran Pertamina yang pada akhirnya bisa pula terjadi saham Pertamina atau anak perusahaan Pertamina, akan dijual ke pihak asing.
"Pihak asing itu bisa saja akan berupaya keras memengaruhi pemerintah dan pembuat kebijakan lainnya untuk menggerogoti bisnis gas Pertamina hingga beralih ke pihak mereka," katanya.
Sebagai gambaran, revenue Pertamina sekarang, kata Sofyano, 52 persen dihasilkan dari gas, dan memberikan kontribusi profit hampir Rp 8 triliun.
"Kalau ini hilang, maka pertamina pasti langsung keluar dari Fortune Global 500 dan bubarlah mimpi Pemerintahan Jokowi yang ingin menjadikan Pertamina sebagai perusahaan energi kelas dunia," katanya.
Sofyano menilai, pemerintah perlu segera menugaskan Pertamina melaksanakan percepatan program konversi BBM ke gas dengan memperbanyak pembangunan SPBT atau SPBG pada SPBU Pertamina.(gir/jpnn)