Pengawas Pemilu Dianiaya Terjadi di Empat Daerah
jpnn.com - JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merilis sedikitnya empat peristiwa kekerasan dialami panitia pengawas pemilu (panwaslu) selama pelaksanaan pemilu legislatif, Rabu (9/4).
Anggota Bawaslu, Endang Wihdatiningtyas, merinci peristiwa kekerasan tersebut masing-masing dialami salah seorang Ketua panitia pengawas kecamatan (Panwascam) di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Beliau dianiaya oleh salah satu tim sukses pada hari H (pemungutan suara), yang tidak mau diawasi. Beliau sampai dirawat di rumah sakit. Namanya ibu Sofiana," ujarnya di Gedung Bawaslu, Jakarta, Senin (14/4).
Peristiwa penganiayaan lainnya dialami Ketua Panwaslu Kota Makassar, Amir Ilyas. Menurut Endang, pelakunya oknum panitia pemungutan suara (PPS). Terjadi saat Amir meminta formulir hasil rekapitulasi suara (formulir C1).
"Kami mengirimkan tim advokasi ke sana. Informasi terakhir yang bersangkutan jadi tersangka. Korban kok jadi tersangka," katanya.
Di Jawa Timur kata Endang, peristiwa penganiayaan Panwaslu terjadi di dua daerah. Masing-masing di Sampang dan Magetan, Jawa Timur. Untuk peristiwa di Sampang, pelaku pengeroyokan telah diamankan petugas. Sementara di Magetan, proses penyelidikannya masih terus dilanjutkan hingga saat ini.
"Ada juga panitia pengawas lapangan (PPL) yang meninggal dunia. Kami sedang kumpulkan datanya. Kemarin di Jogjakarta, ada seorang PPL yang meninggal sehabis mengawal kotak suara. Mungkin karena kelelahan," katanya.(gir/jpnn)