Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pengusaha Khawatir Pelemahan Rupiah Turunkan Produksi

Minggu, 03 Juni 2018 – 12:26 WIB
Pengusaha Khawatir Pelemahan Rupiah Turunkan Produksi - JPNN.COM
Ilustrasi rupiah dan dolar. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pelaku usaha mulai cemas dengan pergerakan rupiah yang masih fluktuatif dan masih cenderung ada di level di atas Rp 14.000. Saat ini mereka mengaku berupaya untuk tidak menaikkan harga-harga produk.

Namun jika tren tersebut berlanjut dikhawatirkan dapat memaksa pengusaha untuk memangkas produksi.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani mengungkapkan bahwa dengan adanya pelemahan rupiah, pasti akan ada peninjauan dari biaya produksi. ”Namun demikian tidak otomatis harga itu bisa dinaikkan mengikuti dari perkembangan bahan baku. Karena kita kan harus menyesuaikan dengan daya beli masyarakat,” ujar Hariyadi, Sabtu (2/6).

BACA JUGA: Saran untuk Gubernur BI agar Rupiah Tidak Terus Melemah

Namun jika pelemahan berlanjut, menurut Hariyadi, akan berpotensi menurunkan kapasitas produksi. ”Selama ini yang bisa dilakukan adalah mendesverifikasi produk. Misal kemasan dikecilkan atau pemindahan stok dari satu daerah ke daerah lain,” tambahnya.

Pelaku usaha pun berharap pelemahan Rupiah bisa mencapai titik keseimbangan baru. Sehingga pelaku usaha dan market dapat merespon dengan pasti. Lemahnya Rupiah mempengaruhi produksi sebagian besar sektor usaha.

Sebab, komponen bahan baku impor di sebagian besar jenis usaha. ”Hampir semua sektor mengalami impor, farmasi, otomotif, sektor kimia, semua sektor kita relatif besar komponen impornya,” bebernya.

Hariyadi menambahkan saat ini arus impor terutama dari Tiongkok sudah menjadi lebih mudah dan lebih murah. Jika hal itu terus-terusan terjadi dalam jangka waktu panjang, pelaku usaha menganggap hal tersebut dapat berpengaruh pada ketahanan rupiah. (agf)

Nilai tukar rupiah masih melemah, cenderung berada di level di atas Rp 14.000 per dolar AS, pengusaha mulai khawatir terjadi pengurangan produksi.

Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News