Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Perasaan Berontak Bisa Tersisihkan Jika Berlandaskan Dua Hal

Rabu, 24 Februari 2016 – 02:14 WIB
Perasaan Berontak Bisa Tersisihkan Jika Berlandaskan Dua Hal - JPNN.COM
Direktur Intelkam Polda NTT, Kombespol Musa Tampubolon bersama Imam Katolik Keuskupan Agung Kupang, Romo Leo Mali, Pr dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi NTT, Sisilia Sona menjadi pembicara Dialog bertajuk “Pencegahan Penyebaran Paham Radikalisme dan Terorisme di NTT” di Kupang, Senin (22/2). FOTO: Timor Express/JPNN.com

jpnn.com - KUPANG – Direktur Intelkam Polda NTT, Kombespol Musa Tampubolon mengungkapkan, paham radikal itu dimiliki seluruh masyarakat Indonesia. Namun dengan berlandaskan agama dan idiologi Pancasila, perasaan berontak itu bisa tersisihkan, bahkan mampu dikontrol.

“Misalnya sebagai polisi, saya punya perasaan untuk tidak mau ditugaskan di NTT. Namun karena ini tugas negara, saya harus taat sebagai warga negara yang baik. Mungkin ada juga teman-teman polisi yang punya perasaan seperti itu. Namun karena perintah, mereka tetap tunduk,” kata Musa Tampubolon saat Dialog bertajuk “Pencegahan Penyebaran Paham Radikalisme dan Terorisme di NTT” di Kupang, Senin (22/2).

Pembicara lain dalam dialog ini adalah Imam Katolik Keuskupan Agung Kupang, Romo Leo Mali, Pr dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi NTT, Sisilia Sona.

Sementara itu, Sisilia Sona mengatakan untuk menghindarkan diri dari pengaruh paham radikalisme, belajarlah agama pada ahlinya. Selanjutnya ketahui modus perekrutan mereka.

“Hasil testimoni menyatakan, hanya dalam waktu 1x24 jam, lupa keluarga, lupa istri, lupa anak, lupa semuanya. Bahkan dia akan menjadi musuh paling kuat,” beber Sisilia.

Sisilia melanjutkan, orang-orang yang direkrut berusia 19 sampai 30 tahun. Mereka merekrut orang-orang yang menurut mereka, ke depan bisa menjadi kekuatan mereka ketika mereka menjadi sebuah negara seperti yang mereka impikan bersama.

“Mereka tidak akan berhenti mengajak Anda sebelum Anda belum mengatakan iya. Itu cara mereka. Kalau sudah masuk, Anda sulit sekali untuk keluar dari kelompok itu. Dan kalau Anda keluar, Anda akan menjadi musuh besar mereka,” katanya.(cel/aln/fri/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close