Perempuan Pertama Pimpin Laga Piala FA
ASISTEN wasit perempuan memang makin bersinar. Tapi, untuk urusan memimpin pertandingan, kaum hawa masih sering terpinggirkan. Banyak pertimbangan dan alasan yang jadi dalih banyak kalangan saat memutuskan untuk tidak menggunakan jasa wasit perempuan di pertandingan resmi.
Nah, salah satu perempuan istimewa itu adalah Amy Fearn. Perempuan asal Inggris itu mencatatkan rekor sebagai wanita pertama yang memimpin pertandingan di Piala FA. Debutnya adalah memimpin pertandingan antara tim Sothern League Corby Town versus Dover Athletic pada 9 November 2013.
"Saya tidak ada masalah dengan wasit perempuan. Pertandingan tim saya pernah dipimpin wasit Sian Massey. Itu pengalaman pertama saya dengan wasit cewek, dan dia keren," co-manager Corby Andrew Wilson menegaskan.
"Sian mengeset standar sangat tinggi, dan tentu saja Amy harus memenuhinya," lanjut dia kala itu.
Prestasi Fearn hingga bisa memimpin laga penting"meski baru putaran pertama, patut diapresiasi. Itu adalah buah perjuangan selama sembilan tahun, tepatnya sejak memperoleh lisensi FIFA pada 2004.
Karir dia tak langsung mulus. Pada 2007, dia justru mencuat bukan karena prestasi. Tapi lantaran komentar pelatih Luton Town Mike Newell yang, lagi-lagi, seksis. Sebagai buntut kekalahan dari Queen Park Rangers di ajang Football League Championship, Newell mengambinghitamkan si asisten wasit.
"Dia tidak seharusnya ada di sini. Saya tahu itu terdengar seksis, tapi memang saya seksis. Ini bukan taman bermain. Jadi apa yang dilakukan seorang cewek di sini?" kecam Newell. Tentu Newell mendapat ganjaran setimpal akibat pernyataan ngawurnya. Dia dikenai denda GBP 6500 (atau setara dengan Rp 124,7 juta). Dia lantas meminta maaf.
Fearn lahir dan besar di Staffordshire. Cintanya pada sepakbola tumbuh berkat ajakan kakak-kakak cowoknya. Dia sempat frustrasi lantaran fasilitas bermain bola untuk anak-anak perempuan sangat minim. Pada usia 13 tahun, ayahnya mengikuti short course untuk menjadi wasit. Fearn kecil pun tertarik. Dari situ karirnya melesat.
"
Akan lebih adil jika orang-orang di sepak bola tidak mempedulikan jenis kelamin seseorang, warna kulit, atau kepercayaannya," kata Fearn tahun lalu.
Wilson menimpali, "Kalau mereka (wasit cewek) itu kompeten, maka mereka memang kompeten. Sudah gitu aja," ujar dia. (okt/na)